Senin, 22 Desember 2025

JK: Keputusan Airlangga Mundur Pasti Ada Kekuatan Yang Lebih Besar Memaksanya

Photo Author
- Minggu, 11 Agustus 2024 | 20:10 WIB
Mantan Wakil Presiden JK meyakini pengunduran diri Ketua Umum Partai Golkar disebabkan adanya kekuatan yang lebih besar dan berhasil memaksanya mundur. (Sulteng Terkini)
Mantan Wakil Presiden JK meyakini pengunduran diri Ketua Umum Partai Golkar disebabkan adanya kekuatan yang lebih besar dan berhasil memaksanya mundur. (Sulteng Terkini)

ESENSI.TV, JAKARTA - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan bahwa keputusan Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Airlangga Hartarto mundur dari kursi Ketum disebabkan adanya kekuatan lebih besar yang memaksanya mundur.

"Airlangga berhasil membawa Partai Golkar mendapat kursi lebih banyak di parlemen. Jadi keputusannya mundur itu pasti karena ada kekuatan yang lebih besar," kata JK saat wawancara dengan MetroTV, Minggu (11/08/2024).

JK mengatakan, Partai Golkar melalui Airlangga berhasil memenangkan pasangan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Namun keputusan Airlangga mundur secara tiba-tiba pasti disebabkan adanya kekuatan lebih kuat yang memaksanya mundur.

Baca Juga: Airlangga Secara Resmi Mundur Jadi Ketum Golkar

Karena itu, kata JK, tidak ada alasan dari kader-kader Golkar untuk meminta Airlangga mundur, kecuali ada tekanan dari pihak yang lebih kuat.

"Tidak ada tekanan dari internal, apalagi Munas akan dilaksanakan pada Desember 2024 mendatang," jelas JK.

Menjawab pertanyaan tentang calon-calon Ketua Umum Partai Golkar, JK mengingatkan agar munas disesuaikan dengan jadwal yang ada di Partai Golkar.

"Kalau seorang Ketua mengundurkan diri atau berhalangan tetap, maka harus ada yang menggantikannya sebagai Pelaksana Tugas (Plt), sampai diselenggarakannya Munas," terang JK.

Baca Juga: Ketika Jusuf Kalla dan Para Rektor Mengenang Salim Said

Ketua Umum Golkar itu harus dipilih di Munas, dan salah satu syaratnya dia harus kader golkar. Setidaknya, kata dia, minimum 5 tahun pernah jadi pengurus di tingkat pusat atau minimal tingkat provinsi.

"Jadi harus seperti itu tradisi di Partai Golkar, harus dipilih di Munas," terangnya.

Gusti Allah Mboten Sare

Secara terpisah, salah seorang kader Partai Golkar di tingkat pusat yang tidak mau disebutkan namanya, mensyukuri pengunduran diri Airlangga dari kursi Ketum Golkar. Sebab, katanya, Airlangga Hartarto terjerat kasus yang mengakibatkan Partai Golkar tersandera. Akibatnya, tambah dia, kader-kader terbaik Partai Golkar pun disingkirkan pada kontestasi Pilkada serentak 2024.

"Alhamdulillah Gusti Allah mboten sare. Kuning terselamatkan walaupun dipermalukan dulu. AH (Airlangga) sudah punya kasus, makanya Golkar tersandera," ujar dia.

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X