Teknologi yang mendukung kerja jarak jauh, seperti aplikasi kolaborasi online, menjadi alat penting yang mereka manfaatkan.
Baca Juga: Pahami Penyebab dan Solusi Overheat Mobil untuk Hindari Kerusakan Mesin yang Mahal
Selain fleksibilitas, Gen Z juga menuntut transparansi dari perusahaan. Mereka ingin tahu bagaimana perusahaan beroperasi, tantangan yang dihadapi, dan kontribusi mereka dalam mencapai tujuan organisasi.
Transparansi ini menjadi faktor penting dalam membangun kepercayaan dan loyalitas mereka terhadap perusahaan.
Selain itu, mereka membutuhkan feedback yang rutin untuk terus belajar dan meningkatkan keterampilan.
Lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung keberagaman juga menjadi daya tarik utama bagi Gen Z.
Mereka ingin bekerja di tempat yang menerima perbedaan dan menghargai kontribusi semua individu, tanpa memandang latar belakang, ras, atau gender.
Baca Juga: Kesehatan terganggu karena Masuk Angin?berikut 10 Cara Efektif Tubuh Kembali Fit
Budaya kerja yang inklusif tidak hanya membuat mereka merasa dihargai, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan inovasi.
Di Indonesia, beberapa perusahaan dan institusi telah beradaptasi dengan kebutuhan Gen Z.
Contohnya, Kementerian Keuangan telah menerapkan sistem kerja fleksibel seperti flextime, kerja dari rumah (work from home), hingga hybrid working.
Sistem ini memungkinkan pegawai menyelesaikan pekerjaan tanpa harus terpaku pada lokasi atau jam kerja tertentu.
Teknologi kolaborasi digital juga dimanfaatkan untuk menjaga efektivitas dan produktivitas.
Baca Juga: Kemensos dan Kemendikdasmen Siapkan Sekolah Rakyat untuk Anak-Anak Miskin Ekstrem
Ke depan, dominasi Gen Z di dunia kerja akan semakin besar. Mereka tidak hanya membawa inovasi, tetapi juga mengubah paradigma kerja dengan menekankan fleksibilitas, kebermaknaan, dan transparansi.