Salah satu mitos paling umum adalah anggapan bahwa penderita diabetes harus sepenuhnya menghindari karbohidrat.
Dalina menegaskan bahwa tubuh tetap membutuhkan karbohidrat sebagai sumber energi.
Yang perlu diperhatikan adalah cara memadukan karbohidrat, bukan menghilangkannya.
Selain itu, tidak ada satu pola makan yang cocok untuk semua orang. Setiap tubuh, kebiasaan, dan budaya memiliki kebutuhan yang berbeda.
Baca Juga: Thailand Semakin Unggul! Persaingan Sengit Warnai Klasemen Medali SEA Games 2025, Ini Detailnya
Makanan budaya tetap punya tempat
Dalina juga menentang stigma terhadap makanan tradisional. Makanan adalah bagian dari budaya, identitas, dan kebahagiaan. Tidak ada makanan yang perlu ditakuti atau 'dihukum.'
Dengan memadukan makanan khas dengan protein, serat, dan sayuran, hidangan tradisional tetap bisa dinikmati tanpa rasa bersalah. “Satu kali makan tidak akan merusak segalanya,” tegasnya.
Piring ramah gula darah bukan tentang kesempurnaan atau pantangan ketat. Ini tentang keseimbangan, kesadaran, dan konsistensi.
Dengan prinsip sederhana, karbohidrat, protein, serat, dan lemak, siapa pun bisa menjaga gula darah lebih stabil tanpa kehilangan kenikmatan makan.
Mengelola gula darah berarti merawat tubuh secara menyeluruh, bukan memusuhi makanan.
Dan seperti yang ditekankan Dalina Soto, perubahan kecil yang dilakukan dengan penuh kasih pada diri sendiri akan membawa dampak terbesar dalam jangka panjang.***(LL)