ESENSI.TV GAYA HIDUP - Bagi banyak orang Indonesia, kata 'diabetes' sering langsung identik dengan larangan tidak boleh nasi, harus menghindari karbohidrat, dan makanan terasa hambar.
Padahal, menurut seorang ahli gizi terdaftar, Dalina Soto, mengelola gula darah tidak harus berarti meninggalkan makanan favorit atau budaya makan yang sudah melekat sejak kecil.
Dalina dikenal dengan pendekatannya yang anti-diet dan inklusif budaya. Ia membantu banyak orang dengan diabetes dan pradiabetes membangun hubungan yang lebih sehat dengan makanan, tanpa rasa takut, tanpa hitung-hitungan rumit, dan tanpa menghapus hidangan tradisional dari meja makan.
Menurut Dalina, kunci utama menjaga gula darah tetap stabil adalah menyusun piring dengan seimbang, bukan membatasi secara ekstrem.
Ia menyederhanakan prinsipnya menjadi empat komponen utama yang sebaiknya ada di setiap waktu makan:
1. Karbohidrat sebagai sumber energi utama
2. Protein untuk memperlambat penyerapan gula
3. Serat untuk membantu pencernaan dan rasa kenyang
4. Lemak sehat untuk menjaga energi lebih stabil
Keempat komponen ini bekerja bersama. Karbohidrat memberi tenaga, sementara protein dan lemak membantu mencegah lonjakan gula darah yang terlalu cepat. Serat melengkapi dengan mendukung kesehatan usus dan jantung.
“Ketika semua ada di piring, tubuh merasa lebih puas dan energi lebih stabil,” ungkap Dalina.
Baca Juga: Sering Makan Seblak? Waspadai Dampaknya bagi Kesehatan
Piring ramah gula darah versi makanan Indonesia