Namun, saat wanita memasuki masa menopause dan kadar estrogen menurun, risiko penyakit jantung pun meningkat.
Artinya, manfaat olahraga tetap penting bagi kedua jenis kelamin, hanya saja efeknya bisa berbeda tergantung kondisi hormonal dan fisiologis masing-masing.
Baca Juga: Bullying Berujung Tragedi! Bom Rakitan Siswa Guncang SMAN 72 Jakarta, 54 Pelajar Jadi Korban
Fakta Menarik dari Penelitian
Dalam kelompok peserta yang sudah memiliki penyakit jantung koroner (CHD), olahraga rutin tetap memberikan manfaat besar bagi keduanya, tapi dengan hasil yang berbeda jauh:
Wanita aktif memiliki risiko kematian 70 persen lebih rendah dibanding yang tidak aktif.
Pria aktif hanya menunjukkan penurunan risiko kematian sekitar 19 persen.
Untuk mencapai manfaat yang sama, pria harus berolahraga 1,7 kali lebih lama dari wanita.
Banyak Orang Masih Kurang Aktif
Terlepas dari perbedaan jenis kelamin, masalah utamanya tetap sama, yaitu kebanyakan orang belum cukup berolahraga.
Baca Juga: Mengenal Perbedaan Mesin Mobil SOHC dan DOHC, Mana yang Lebih Unggul?
Data CDC menunjukkan bahwa kurang dari setengah populasi orang dewasa di AS (47%) memenuhi pedoman olahraga minimum.
Ironisnya, pria secara umum lebih sering berolahraga daripada wanita, namun jumlah wanita yang tidak aktif secara fisik di dunia lebih tinggi sekitar 5 persen dibanding pria.
Di Amerika Serikat, 43 persen pria memenuhi pedoman olahraga mingguan, sementara hanya 33 persen wanita yang melakukannya.
Hambatan yang Dihadapi Wanita