ESENSI.TV, GAYA HIDUP - Gen Z, mereka yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, sering kali dianggap apatis terhadap dunia politik.
Namun, benarkah demikian? Jika ditelaah lebih dalam, sikap Gen Z terhadap politik ternyata tidak sesederhana sekadar "peduli" atau "tidak peduli".
Mereka memiliki cara tersendiri dalam menunjukkan kepeduliannya terhadap isu-isu sosial dan politik di sekitar mereka.
Berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen Z tumbuh di era digital dengan arus informasi yang begitu cepat.
Baca Juga: Dukung Koperasi Desa Merah Putih, Kemensos Kerahkan Jutaan KPM untuk Tekan Kemiskinan
Isu-isu seperti perubahan iklim, keadilan sosial, hak asasi manusia, dan inklusivitas seringkali menjadi topik yang mereka suarakan, terutama di media sosial.
Banyak dari mereka aktif menyebarkan informasi, berdiskusi, hingga menggalang dukungan atau petisi online.
Ini menunjukkan bahwa kepedulian mereka terhadap isu-isu politik bersifat substantif, bukan sekadar formalitas seperti datang ke tempat pemungutan suara.
Namun demikian, partisipasi Gen Z dalam pemilu atau kegiatan politik formal masih tergolong rendah di beberapa wilayah.
Baca Juga: Segitiga Pengaman Mobil: Alat Kecil yang Punya Peran Besar dalam Keselamatan Berkendara
Banyak yang merasa tidak percaya pada sistem politik yang ada, menganggap politik kotor atau tidak merepresentasikan suara rakyat.
Sebagian lagi merasa bahwa suara mereka tak akan banyak berdampak pada perubahan nyata.
Inilah yang kemudian melahirkan kesan apatis pada generasi ini.
Meski begitu, tidak sedikit juga anak muda Gen Z yang mulai masuk ke dunia aktivisme politik secara langsung.