ESENSI.TV, INTERNASIONAL - Ratusan warga Jenin meninggalkan rumah mereka pada Kamis (24/1/25) setelah mendengar peringatan melalui pengeras suara dari pesawat tak berawak.
Situasi ini terjadi di tengah operasi besar-besaran militer Israel yang memasuki hari ketiga di kota Tepi Barat tersebut.
Sejumlah rumah dilaporkan dihancurkan dalam operasi yang melibatkan konvoi kendaraan lapis baja, helikopter, dan pesawat nirawak.
Operasi ini dilakukan bersamaan dengan minggu pertama gencatan senjata di Gaza, yang menjadi momen pertukaran pertama antara sandera Israel dan tahanan Palestina sejak kesepakatan gencatan senjata pada November 2023.
Baca Juga: Tampil Gemilang, Son Heung-Min Bawa Tottenham Spurs Kalahkan Hoffenheim 3-2 di Liga Europa
Menurut pejabat Israel, operasi di Jenin menargetkan kelompok militan yang didukung Iran yang beroperasi di kamp pengungsi dekat kota tersebut, wilayah yang selama bertahun-tahun menjadi pusat aktivitas kelompok bersenjata Palestina.
"Kami harus mempersiapkan diri untuk langkah lanjutan di kamp Jenin, yang akan membawa situasi ke arah yang berbeda," ujar Letnan Jenderal Herzi Halevi, Kepala Militer Israel, dalam sebuah pernyataan resmi.
Di tengah berlangsungnya operasi, buldoser lapis baja terlihat menggali jalanan untuk menghambat mobilitas di kota.
Banyak warga yang meninggalkan rumah mereka dengan membawa koper atau kantong plastik berisi barang-barang pribadi.
Baca Juga: Mengintip Kehidupan Nelayan dan Pesona Alam Surgawi di Desa Tanjung Binga, Belitung
Hussam Saadi, seorang remaja berusia 16 tahun, mengatakan, "Kemarin kami bertahan di rumah, tetapi hari ini pesawat nirawak menyuruh kami meninggalkan kamp karena mereka akan meledakkannya."
Meski demikian, pihak militer Israel membantah memerintahkan warga untuk mengungsi.
Dalam pernyataan resminya, mereka mengatakan hanya menyediakan jalur aman bagi penduduk yang memilih meninggalkan wilayah tersebut.
Suara tembakan dan dengungan pesawat nirawak terus terdengar di kamp pengungsi.