internasional

Keluarga Sandera Israel Kritik Menteri Keuangan atas Penentangan Kesepakatan Gaza

Selasa, 14 Januari 2025 | 08:00 WIB
Anggota keluarga sandera yang diculik selama serangan mematikan pada 7 Oktober 2023 oleh Hamas memprotes Komite Keuangan yang dihadiri oleh Menteri Keuangan Israel. (Foto:reuters.com)

ESENSI.TV, INTERNASIONAL - Protes penuh emosi terjadi di parlemen Israel ketika keluarga sandera yang ditahan di Gaza mengkritik keras Menteri Keuangan Bezalel Smotrich atas penolakannya terhadap kesepakatan gencatan senjata yang tengah dirundingkan di Qatar.

Kesepakatan tersebut diharapkan dapat mengakhiri konflik dan memulangkan sandera.  

Smotrich, yang memimpin salah satu partai nasionalis keagamaan garis keras dalam koalisi sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menyebut kesepakatan itu sebagai ancaman serius bagi keamanan Israel. 

Baca Juga: Tekanan Tampil Sempurna di Media Sosial, Ini yang Harus Gen Z Pahami Agar Tidak Kena Mental

Menurutnya, Israel harus melanjutkan operasi militer di Gaza hingga Hamas benar-benar menyerah.  

Puluhan anggota keluarga sandera, beberapa membawa foto kerabat mereka yang hilang, memadati ruang komite keuangan di Knesset untuk menyuarakan kemarahan dan keprihatinan mereka. 

Suasana haru menyelimuti pertemuan itu, dengan beberapa keluarga menangis dan memohon agar pemerintah tidak mengabaikan 98 sandera Israel dan warga asing yang masih berada di Gaza.  

"Saat ini adalah waktu yang tepat untuk bernegosiasi. Perdana Menteri telah menyatakan hal ini. Bagaimana mungkin Anda, sebagai Menteri Keuangan, menolak langkah untuk memulangkan mereka?" ujar Ofir Angrest, yang saudaranya, Matan, diculik selama serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.  

Baca Juga: Kemensos dan Kementerian PPPA Kolaborasi, Perkuat Perlindungan Perempuan dan Anak  

Yechiel Yehud, seorang ayah yang kehilangan putranya Dolev dalam serangan itu dan masih menunggu kepulangan putrinya Arbel, mengingatkan Smotrich bahwa dia pernah mengunjungi rumah mereka di kibbutz. 

"Saya tahu Anda peduli, tetapi ini membutuhkan lebih dari sekadar kepedulian," katanya.  

Di sisi lain, Qatar yang menjadi mediator utama bersama Mesir dan Amerika Serikat, menyatakan telah menyampaikan rancangan perjanjian kepada kedua pihak setelah kemajuan signifikan dalam pembicaraan semalam. 

Rancangan tersebut diharapkan dapat menjadi dasar untuk menyelesaikan konflik dan menyelamatkan para sandera.  

Baca Juga: Pesona Pantai dengan Pasir Hitam dan Putih di Wedi Ireng, Destinasi Wisata yang Tak Boleh Terlewat

Halaman:

Tags

Terkini