internasional

Kunjungan Bersejarah MBS, Saudi Kejar Pakta Pertahanan dan Terobosan AI di AS

Senin, 17 November 2025 | 16:32 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) bertemu Presiden Donald Trump. (Foto: Instagram @Mohammed_bin_salman_ksa)

ESENSI.TV, WASHINGTON - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), melakukan kunjungan penting ke Amerika Serikat untuk bertemu Presiden Donald Trump di Gedung Putih pada Senin, 17 November 2025. 

Pertemuan ini diarahkan untuk memperkuat kerja sama klasik kedua negara di sektor minyak dan keamanan, sekaligus membuka ruang kolaborasi baru di bidang perdagangan, teknologi, kecerdasan buatan, hingga kemungkinan kemitraan energi nuklir.

Kunjungan ini menjadi yang pertama bagi MBS sejak insiden pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018 di Istanbul, peristiwa yang memicu kecaman internasional dan menempatkan Arab Saudi di bawah sorotan tajam. 

Baca Juga: Dibalik Meninggalnya Siswa SMPN 19 Tangsel, Wali Kota Klaim MH Mengidap Tumor Otak, Kuasa Hukum Sebut Korban Tak Punya Penyakit

Intelijen AS sebelumnya menyimpulkan bahwa operasi tersebut disetujui oleh MBS, meski ia membantah memerintahkan aksi itu dan hanya mengakui tanggung jawab sebagai pemimpin de facto kerajaan.

Kini, lebih dari tujuh tahun setelah insiden tersebut, Riyadh dan Washington sama-sama berupaya melangkah maju. 

Trump ingin memaksimalkan komitmen investasi Saudi sebesar 600 miliar dolar yang dijanjikan saat ia berkunjung ke Riyadh pada 2017. 

Seperti kunjungan sebelumnya, Trump diperkirakan tidak akan menyinggung isu hak asasi manusia.

Di sisi lain, MBS datang dengan daftar kepentingan yang jelas, diantaranya jaminan keamanan di tengah situasi kawasan yang tidak stabil, akses terhadap teknologi kecerdasan buatan, serta kemajuan negosiasi terkait program nuklir sipil Saudi.

Baca Juga: Fenomena Paylater di Kalangan Gen Z, Praktis, Tapi Penuh Risiko Finansial

Program Pertahanan Masih Jadi Poros Hubungan

Selama puluhan tahun, hubungan AS–Saudi berjalan dengan kesepakatan tak tertulis.

Arab Saudi memasok minyak, sementara Amerika Serikat memberikan perlindungan keamanan. 

Namun keyakinan itu sempat goyah pada 2019 ketika AS tidak merespons secara tegas serangan Iran terhadap fasilitas minyak Saudi.

Halaman:

Tags

Terkini