Kekhawatiran Saudi kembali muncul ketika Israel melancarkan serangan ke Doha pada September lalu, yang diklaim menyasar anggota Hamas.
Menanggapi ketegangan itu, Trump menandatangani pakta pertahanan dengan Qatar melalui perintah eksekutif.
Banyak analis memperkirakan Riyadh dapat memperoleh kesepakatan serupa.
Baca Juga: Judistira Tegaskan Perpanjangan Rekayasa Lalu Lintas TB Simatupang Beri Dampak Positif
Meski Saudi menginginkan pakta pertahanan yang disahkan Kongres, AS mensyaratkan adanya normalisasi hubungan Saudi–Israel.
Namun Riyadh mengaitkan hal tersebut dengan komitmen Israel terhadap pembentukan negara Palestina, sesuatu yang kembali ditolak oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Karena kondisi politik yang belum memungkinkan, para pengamat memprediksi Saudi dan AS akan mencapai kesepakatan yang sifatnya masih terbatas.
Seorang diplomat Barat di kawasan Teluk menyimpulkannya bahwa kedua belah pihak ingin lebih, namun mungkin hanya akan mendapatkan sebagian dari yang diharapkan.
Mantan negosiator Timur Tengah, Dennis Ross, juga memperkirakan Trump akan mengeluarkan perintah eksekutif yang mewajibkan AS dan Saudi berkonsultasi cepat bila terjadi ancaman, tanpa janji eksplisit bahwa Washington akan terlibat langsung dalam pertempuran.
Baca Juga: Bolehkah Mandi Setelah Begadang? Ini Fakta Medis yang Sering Disalahpahami
Bentuk responsnya bisa beragam: mulai dari penggantian persenjataan, pengiriman sistem pertahanan seperti THAAD atau Patriot, hingga pengerahan kapal dan unit Marinir.
Ambisi Besar Riyadh: AI dan Nuklir
Selain isu keamanan, Arab Saudi juga menargetkan terobosan dalam kecerdasan buatan dan energi nuklir sebagai bagian dari visi besar Vision 2030 untuk mendiversifikasi ekonomi.
Akses terhadap chip komputer berteknologi tinggi menjadi kebutuhan mendesak agar Saudi bisa bersaing dengan Uni Emirat Arab, yang telah menandatangani kesepakatan pusat data bernilai miliaran dolar dengan AS.
Saudi juga berupaya melangkah maju dalam program nuklir sipil. Kesepakatan dengan Washington akan membuka akses ke teknologi nuklir Amerika sekaligus memperkuat posisi Saudi dibandingkan UEA, yang sudah mengoperasikan program nuklir, dan Iran, rival regional yang terus dipantau.
Artikel Terkait
Hidup di Tanah yang Bergerak, Perjuangan Warga Bangladesh Berlari dari Daratan yang Dimakan Erosi Parah
Ledakan Bom Bunuh Diri di Islamabad Renggut 12 Korban Jiwa, Pakistan Ancam Balasan ke Afghanistan
Teheran di Ambang Kehabisan Air, Krisis Terburuk Iran dalam Beberapa Dekade
Pernyataan Takaichi Picu Ketegangan, China Sebut Jepang Ingin Bangkitkan Kembali Militerisme Perang Dunia II
Ledakan Hebat di Kantor Polisi Kashmir India Tewaskan 9 Orang, 27 Lainnya Luka Berat