Serangan ini memicu serangan balasan dari pasukan Taliban yang menembaki pos-pos perbatasan Pakistan pada Sabtu (11/10) malam.
Meski pihak Pakistan belum secara resmi mengakui operasi udara tersebut, pejabat keamanan setempat membenarkan adanya aksi tersebut dan mengatakan telah menghancurkan beberapa pos Taliban.
Video yang diklaim berasal dari pasukan Pakistan menunjukkan sejumlah pos perbatasan Afghanistan dihantam artileri berat, namun kebenarannya belum dapat dipastikan.
Baca Juga: Judistira Dorong Kemitraan Pemprov DKI dan Pengelola Parkir On Street untuk Tingkatkan PAD Jakarta
Respons Taliban dan Seruan Perdamaian dari Negara Arab
Kementerian Pertahanan Afghanistan menyatakan operasi militer mereka telah berakhir pada tengah malam waktu setempat, dan gencatan senjata dilakukan setelah adanya permintaan dari Qatar dan Arab Saudi.
Kedua negara Teluk itu sebelumnya menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap meningkatnya ketegangan di perbatasan.
Juru bicara pemerintahan Taliban, Zabihullah Mujahid, menegaskan bahwa tidak ada ancaman terhadap wilayah Afghanistan dan menyatakan pasukannya akan terus mempertahankan kedaulatan negara.
“Emirat Islam dan rakyat Afghanistan akan tetap teguh dalam membela tanah air mereka,” ujarnya.
Baca Juga: BLBC Kelas I Jakarta Buka Rekrutmen PPNPN 2025, Peluang bagi Lulusan SMA SMK
Meski begitu, Mujahid mengakui bahwa pertempuran masih berlanjut di beberapa wilayah perbatasan.
Penutupan Total Jalur Perbatasan
Sebagai dampak dari bentrokan, Pakistan menutup seluruh jalur perlintasan dengan Afghanistan yang membentang sepanjang 2.600 kilometer di sepanjang Garis Durand, perbatasan yang diwariskan dari masa kolonial Inggris tahun 1893.
Penutupan mencakup dua titik utama di Torkham dan Chaman, serta tiga perlintasan kecil di Kharlachi, Angoor Adda, dan Ghulam Khan.
Langkah ini membuat mobilitas warga dan perdagangan lintas batas lumpuh total, memperburuk kondisi ekonomi di kawasan yang bergantung pada arus logistik antarnegara.