“Saya akan menerapkan tarif 100% jika tidak ada kesepakatan damai dalam 50 hari,” tegas Trump.
Seorang pejabat Gedung Putih menambahkan bahwa tarif tersebut akan berlaku atas barang-barang asal Rusia serta sanksi terhadap negara-negara yang terlibat dalam pembelian ekspornya.
Baca Juga: Wajah Glowing Tanpa Ribet! Ini Panduan Urutan Skincare Pagi dan Malam Khusus Remaja Gen Z
Pernyataan ini disambut hati-hati oleh pasar keuangan Rusia. Meski ancaman Trump memicu kekhawatiran, masa tenggang 50 hari dianggap sebagai angin segar.
Nilai tukar rubel sempat pulih dan pasar saham Rusia mengalami kenaikan usai pengumuman tersebut.
Di Kyiv, warga menyambut keputusan Trump dengan antusias, namun tetap waspada.
“Saya senang akhirnya dia menunjukkan dukungan. Tapi sejak awal sudah terasa dia tidak sepenuhnya bersama kami,” ujar Denys Podilchuk, seorang warga Kyiv.
Sementara itu, analis keuangan Artyom Nikolayev menilai langkah Trump masih di bawah ekspektasi pasar.
Baca Juga: Tanpa Obat! Ini Cara Alami Mengontrol Gula Darah dengan Rebusan Daun Salam dan Kayu Manis
“Trump memberi kesempatan bagi diplomasi. Dia memang dikenal suka menunda dan memperpanjang tenggat waktu seperti ini,” katanya.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menanggapi pernyataan Trump dengan menyatakan bahwa segala upaya menuju gencatan senjata dan solusi damai sangat penting, selama sesuai dengan hukum internasional.
Sejak menjabat kembali sebagai Presiden AS, Trump menunjukkan pendekatan yang lebih lunak terhadap Rusia, dengan niat membangun kembali komunikasi dengan Presiden Putin.
Namun, frustrasinya terhadap agresi militer Rusia yang terus berlanjut membuatnya mengambil sikap lebih tegas.
“Saya tidak mau menyebut dia (Putin) pembunuh, tapi dia orang yang tangguh,” ujar Trump.
Baca Juga: Bank BTN Buka Lowongan IT, Cari Talenta Berpengalaman untuk Lima Posisi Strategis