Baca Juga: Judistira Hermawan: Kantor Baru Fraksi Golkar Harus Jadi Pusat Perjuangan Aspirasi Warga Jakarta
Organisasi ini baru saja membuka empat titik distribusi di Gaza, semuanya berada di wilayah selatan.
Hal ini membuat banyak warga dari Gaza utara harus menempuh perjalanan berbahaya ke selatan demi mendapatkan makanan, yang menurut PBB memperparah risiko bagi warga sipil.
Ketegangan juga meningkat karena distribusi bantuan sebelumnya telah menimbulkan kekacauan. Hamas melaporkan adanya korban dalam kerusuhan minggu lalu, sementara Israel mengaku hanya melepaskan tembakan peringatan untuk mengendalikan massa.
Di sisi lain, Israel membantah tuduhan bahwa mereka menyebabkan kelaparan, dan menyebut bahwa mereka telah memfasilitasi pengiriman bantuan, termasuk mendukung operasional GHF.
Baca Juga: Kenali Bahaya Ban Vulkanisir dan Bedanya dengan Full Press Sebelum Anda Memutuskan Membeli
Namun, pihak berwenang Hamas menuduh Israel memanfaatkan bantuan sebagai alat untuk mengontrol warga Gaza.
Mereka menyebut bahwa militer Israel secara sengaja menciptakan “zona pembantaian” dengan memusatkan warga yang kelaparan di lokasi tertentu yang diawasi ketat oleh tentara.
Seorang warga Gaza, Reda Abu Jazar, mengungkapkan kesedihannya setelah saudaranya terbunuh saat mengantre makanan.
"Hentikan pembantaian ini, hentikan genosida ini. Mereka membunuh kami," ujarnya sambil menghadiri salat jenazah.
Baca Juga: Lawan Sakit Gigi Secara Alami, Ini 5 Daun Herbal yang Efektif dan Mudah Ditemukan
Di lokasi bantuan GHF lainnya di Gaza tengah, dilaporkan juga terjadi insiden yang menyebabkan sedikitnya 14 orang luka-luka, menurut laporan Bulan Sabit Merah.
Tragedi ini memperkuat kekhawatiran internasional terhadap krisis kemanusiaan di Gaza, di mana lebih dari dua juta penduduk kini hidup dalam kondisi sangat memprihatinkan akibat blokade dan konflik yang terus berlanjut.***(LL)