ESENSI.TV, AMERIKA - Meski masa tugas Elon Musk di pemerintahan Amerika Serikat berakhir, hubungan antara CEO Tesla tersebut dan Presiden Donald Trump tetap terlihat erat.
Dalam sebuah acara perpisahan yang digelar di Gedung Putih, keduanya menunjukkan kebersamaan yang kuat, mengisyaratkan bahwa kerja sama mereka belum sepenuhnya usai.
Musk, yang selama sekitar empat bulan memimpin inisiatif besar-besaran pemangkasan pengeluaran pemerintah melalui program bertajuk DOGE (Department of Government Efficiency), secara resmi mengakhiri tugasnya sebagai pejabat pemerintah khusus.
Baca Juga: Panggilan Pengabdian! Rekrutmen Nasional Tenaga Medis dan Kesehatan Kemenkes Periode I 2025 Dibuka
Trump memuji kontribusi Musk dalam mengefisiensikan anggaran negara, meskipun hasil yang dicapai belum sejalan dengan target ambisius yang sebelumnya dicanangkan.
Musk berjanji akan memangkas belanja pemerintah hingga $2 triliun, namun hingga akhir masa jabatannya, penghematan yang berhasil dicapai diperkirakan hanya mencapai $175 miliar.
Bahkan, laporan Departemen Keuangan AS yang dikaji Reuters menunjukkan bahwa efisiensi aktual hanya sekitar $19 miliar atau sekitar 0,5% dari total pengeluaran federal.
Baca Juga: Keindahan Tersembunyi Pantai Pok Tunggal, Surga Alam di Balik Bukit Gunungkidul
Dalam acara tersebut, Trump memberikan Musk sebuah kunci emas dalam kotak kayu bertanda tangan dirinya, sebagai simbol penghargaan bagi mereka yang dianggap sangat istimewa.
"Elon tidak benar-benar pergi. Dia akan tetap bolak-balik," ujar Trump, menegaskan bahwa Musk akan tetap berada dalam lingkaran pengaruhnya sebagai penasihat dekat.
Sementara itu, Musk tampil dengan gaya santai mengenakan topi DOGE dan kaus "The Dogefather", memperlihatkan citra dirinya yang khas dan tidak konvensional.
Masa kepemimpinan Musk di DOGE memang penuh gejolak. Ia melakukan langkah-langkah radikal, membubarkan beberapa lembaga pemerintah dan memberhentikan ratusan ribu pegawai.
Baca Juga: Menuju Kota Global, Judistira Desak Pemerataan Akses dan Kualitas Air Bersih di Jakarta
Namun pendekatannya yang agresif juga menimbulkan friksi internal. Sejumlah pejabat tinggi Gedung Putih, termasuk Wakil Kepala Staf Stephen Miller dan Kepala Staf Susie Wiles, menganggap kritik Musk terhadap rancangan anggaran Trump sebagai bentuk pembangkangan.