Ketegangan ini diperparah oleh protes publik terhadap Musk di berbagai gerai Tesla di AS dan Eropa, yang berdampak pada turunnya penjualan dan harga saham perusahaan.
Tak hanya Tesla, berbagai bisnis lain milik Musk seperti SpaceX dan Starlink juga menjadi sorotan karena kedekatannya dengan pemerintahan Trump.
Di tengah tekanan dari para pemegang saham dan gejolak politik yang ditimbulkannya, Musk memutuskan untuk mengalihkan kembali fokusnya pada dunia bisnis.
Baca Juga: BMKG Apresiasi Inisiatif UGM dan Telkom, untuk perkuat Sistem Peringatan Dini Tsunami Nasional
Meski demikian, ia menegaskan akan tetap aktif secara politik dan siap membantu Trump jika diperlukan.
"Saya akan tetap menjadi teman dan penasihat, dan jika Presiden menginginkan bantuan saya, saya siap melayaninya," ujar Musk.
Penutupan resmi masa jabatan Musk ini tidak menandai akhir dari DOGE.
Ia menyatakan bahwa ini justru awal dari perjalanan panjang untuk menciptakan pemerintahan yang lebih efisien.
Baca Juga: Manfaat Jalan Kaki 30 Menit Setiap Hari untuk Menjaga Jantung Tetap Sehat dan Berat Badan Stabil
Musk mengakui bahwa mengubah sistem birokrasi tidak semudah yang dibayangkannya.
Namun, dengan penuh semangat, ia mengatakan bahwa perjuangan akan terus berlanjut. "Ini bukan akhir dari DOGE, tapi permulaan," tutupnya dengan optimisme.***(LL)
Artikel Terkait
Serangan Terbaru Israel di Gaza Tewaskan 30 Orang, Termasuk Jurnalis dan Pejabat Penyelamat
Brigitte Macron Dorong Wajah Suami di Vietnam, Macron: Hanya Bercanda
Jerman Ancam Tindak Keras Israel, Evaluasi Dukungan Militer akibat Krisis Gaza
Distribusi Bantuan di Gaza Ricuh Menewaskan Dua Orang, PBB Tolak Skema Israel yang Dinilai Tak Netral
Harvard Menang di Pengadilan, Upaya Trump Batasi Mahasiswa Asing Diblokir Hakim