ESENSI.TV, SERBIA - Sidang parlemen Serbia pada hari Selasa berubah menjadi kekacauan setelah anggota parlemen oposisi melakukan aksi protes dengan cara ekstrem.
Mereka melemparkan granat asap dan menggunakan semprotan merica di dalam ruang sidang sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan pemerintah serta dukungan terhadap demonstrasi mahasiswa yang telah berlangsung selama empat bulan terakhir.
Situasi semakin memburuk ketika salah satu legislator mengalami stroke di tengah kekacauan tersebut.
Demonstrasi Mahasiswa Meluas, Pemerintah dalam Tekanan
Gelombang protes di Serbia dipicu oleh insiden tragis yang terjadi di kota Novi Sad, di mana 15 orang tewas akibat runtuhnya atap stasiun kereta api.
Baca Juga: Arsenal Hancurkan PSV 7-1, Pecahkan Rekor Kemenangan Tandang di Liga Champions
Awalnya, aksi ini hanya melibatkan mahasiswa, tetapi dalam perkembangannya, berbagai kelompok masyarakat seperti guru dan petani turut bergabung.
Demonstrasi ini telah menjadi tantangan terbesar bagi pemerintahan Presiden Aleksandar Vucic yang telah berkuasa selama satu dekade.
Para pengunjuk rasa mengecam buruknya tata kelola pemerintahan, meningkatnya korupsi, serta ketidakmampuan pemerintah dalam menangani berbagai permasalahan.
Pada sesi parlemen yang berlangsung Selasa, ketegangan semakin meningkat setelah koalisi berkuasa yang dipimpin oleh Partai Progresif Serbia (SNS) menyetujui agenda legislatif mereka.
Tidak terima dengan keputusan tersebut, beberapa anggota parlemen oposisi langsung berlari menuju meja ketua parlemen dan terlibat bentrokan dengan petugas keamanan.
Baca Juga: Gagal? No Problem! 10 Soft Skill yang Bisa Dipelajari Gen Z dari Kegagalan
Situasi semakin kacau ketika beberapa politisi oposisi melemparkan granat asap dan menyemprotkan gas merica ke dalam ruangan.
Tayangan langsung di televisi menunjukkan asap hitam dan merah muda mengepul di dalam gedung parlemen, menciptakan adegan yang jarang terlihat sejak Serbia mengadopsi sistem demokrasi multipartai pada tahun 1990.