Hubungan cair seperti ini membuat banyak pihak terkejut, termasuk anggota parlemen dan komentator politik dari berbagai kubu.
Ketika salah satu wartawan melontarkan pertanyaan bernada Islamofobia, menyinggung apakah Mamdani adalah “jihadis”, Trump menjawab tegas, “Tidak. Saya bertemu dengan seseorang yang sangat rasional.”
Mamdani, yang lahir di Uganda dan akan menjadi wali kota Muslim pertama New York, selama ini memang kerap menghadapi serangan bernuansa kebencian, tetapi Trump pada hari itu tampak memilih menjadi pembelanya.
Baca Juga: Situs Gunung Kasur, Pesona Alam dan Misteri di Atas Kota Cianjur
Reaksi Publik: "Apa yang Baru Saja Terjadi?"
Pertemuan yang ramah ini membuat banyak politisi tercengang. Beberapa anggota Partai Republik tetap menuturkan ketidakpercayaan terhadap Mamdani, sementara tokoh Demokrat seperti Rashida Tlaib mengaku bingung menyaksikan interaksi hangat tersebut.
Sikap Trump juga cukup kontras dengan kampanyenya sebelumnya, ketika ia berkali-kali memperingatkan warga New York untuk tidak memilih Mamdani.
Namun saat ditanya apakah dirinya mempertimbangkan kembali pindah ke New York dengan Mamdani sebagai wali kota, Trump menjawab santai:
“Ya, mungkin saja, apalagi setelah pertemuan ini.”***(LL)
Artikel Terkait
Kunjungan Bersejarah MBS, Saudi Kejar Pakta Pertahanan dan Terobosan AI di AS
Ukraina Teken Kesepakatan Besar, Akan Dapat 100 Jet Tempur Rafale dari Prancis
Serangan Dini Hari di Kebbi, Nigeria Kerahkan Pasukan Demi Selamatkan 25 Siswi yang Diculik
Israel Tingkatkan Serangan Udara di Lebanon Selatan, Klaim Sasar Infrastruktur Militer Hezbollah
Negara Kaya Mulai Mundur, Bantuan Global Anjlok di Saat Dunia Paling Membutuhkan