ESENSI.TV, KAMERUN - Pemilihan umum di Kamerun kembali menempatkan sosok yang sudah empat dekade lebih memimpin negara itu di puncak kekuasaan.
Paul Biya, yang kini berusia 92 tahun dan dikenal sebagai kepala negara tertua di dunia yang masih menjabat.
Ia telah memenangkan masa jabatan kedelapannya setelah hasil resmi diumumkan pada Senin, 27 Oktober 2025. Namun, kemenangan ini memicu gelombang protes dan ketegangan politik di berbagai wilayah negara Afrika Tengah tersebut.
Baca Juga: 8 Makanan Unik dan Kekinian yang Paling Disukai Gen Z
Menurut hasil yang diumumkan oleh Dewan Konstitusi, Biya meraih 53,66% suara, mengungguli pesaing utamanya yang juga mantan sekutu politiknya, Issa Tchiroma Bakary, yang memperoleh 35,19% suara.
Dengan masa jabatan baru selama tujuh tahun, Biya berpotensi memimpin Kamerun hingga usianya mendekati 100 tahun.
Namun, di balik kemenangan itu, suasana politik di Kamerun jauh dari damai.
Sejak hasil sementara menunjukkan Biya unggul, bentrokan antara pendukung oposisi dan aparat keamanan terus terjadi di berbagai kota.
Baca Juga: Terlalu Sering Mandi Bisa Rusak Lapisan Kulit? Begini Penjelasan Dokter Ahli
Situasi memanas di Douala, ibu kota ekonomi Kamerun, di mana sedikitnya empat orang dilaporkan tewas dalam bentrokan sehari sebelum hasil akhir diumumkan.
Kekhawatiran semakin meningkat setelah Tchiroma Bakary melaporkan adanya insiden penembakan di depan rumahnya di kota Garoua, yang menewaskan dua warga sipil.
Melalui unggahan di Facebook, ia menyebut bahwa tembakan diarahkan ke kerumunan warga, meskipun belum diketahui pihak mana yang bertanggung jawab.
Reuters menyatakan belum dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen.
Baca Juga: Kisah dari Goa Purba, Petualangan Edukatif di Museum Song Terus, Pacitan
Artikel Terkait
Sanae Takaichi, Perdana Menteri Perempuan Pertama Jepang yang Terinspirasi Margaret Thatcher
Picu Gelombang Kecaman, Trump Robohkan Sayap Timur Gedung Putih untuk Ballroom BaruSenilai 300 Juta Dolar
Trump Dijadwalkan Bertemu Xi Jinping di Korea Selatan dalam Kunjungan ke Asia
Kirim Pesan Tegas ke Barat, Rusia Uji Coba Rudal Jelajah Tenaga Nuklir Burevestnik
Netanyahu Tantang Dunia, Israel Sendiri yang Putuskan Siapa yang Boleh Amankan Gaza