Senin, 22 Desember 2025

Banyak Delegasi Walk Out, Netanyahu Ngamuk di Sidang Umum PBB Saat Banyak Negara Akui Palestina

Photo Author
- Sabtu, 27 September 2025 | 14:34 WIB
Kolase. Saat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberikan pidato di Sidang Umum PBB, banyak delegasi yang walk out. (Foto: Instagram @b.netanyahu)
Kolase. Saat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberikan pidato di Sidang Umum PBB, banyak delegasi yang walk out. (Foto: Instagram @b.netanyahu)

Netanyahu menuduh banyak pemimpin dunia menyerah pada tekanan media, kelompok Islam radikal, hingga massa antisemit.

Namun, ia mengklaim secara tertutup banyak dari mereka justru berterima kasih atas peran intelijen Israel yang disebut berhasil mencegah aksi teror di berbagai negara.

Dari pihak Palestina, pemerintah Gaza yang dikuasai Hamas menyebut pidato Netanyahu penuh kebohongan dan bertujuan membenarkan “kejahatan perang serta genosida.”

Baca Juga: Wajib Diketahui Pemilik dan Pembeli Mobil Bekas! Ini Fungsi dan Cara Cek Nomor Rangka Mobil

Gelombang dukungan terhadap Palestina sendiri semakin meluas. Negara-negara seperti Australia, Kanada, Prancis, hingga Inggris beralasan bahwa pengakuan ini penting untuk menjaga harapan solusi dua negara dan menghentikan perang yang berkepanjangan.

Perdana Menteri Irlandia, Micheal Martin, yang negaranya telah lebih dulu mengakui Palestina, menyebut serangan Israel di Gaza sebagai “pengabaian total terhadap hukum dan aturan internasional.”

Situasi Israel juga semakin sulit setelah Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu terkait dugaan kejahatan perang.

Israel menolak yurisdiksi ICC dan menegaskan tidak melakukan genosida.

Baca Juga: Gaya Rambut Kekinian Favorit Gen Z, Bikin Penampilan Makin Stylish

Di sisi lain, Hamas menyatakan siap membebaskan sisa sandera, yang diperkirakan tinggal 20 orang dari total 48, dengan syarat Israel menghentikan perang dan menarik pasukannya dari Gaza.***(LL)

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: reuters.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X