Netanyahu menuduh banyak pemimpin dunia menyerah pada tekanan media, kelompok Islam radikal, hingga massa antisemit.
Namun, ia mengklaim secara tertutup banyak dari mereka justru berterima kasih atas peran intelijen Israel yang disebut berhasil mencegah aksi teror di berbagai negara.
Dari pihak Palestina, pemerintah Gaza yang dikuasai Hamas menyebut pidato Netanyahu penuh kebohongan dan bertujuan membenarkan “kejahatan perang serta genosida.”
Baca Juga: Wajib Diketahui Pemilik dan Pembeli Mobil Bekas! Ini Fungsi dan Cara Cek Nomor Rangka Mobil
Gelombang dukungan terhadap Palestina sendiri semakin meluas. Negara-negara seperti Australia, Kanada, Prancis, hingga Inggris beralasan bahwa pengakuan ini penting untuk menjaga harapan solusi dua negara dan menghentikan perang yang berkepanjangan.
Perdana Menteri Irlandia, Micheal Martin, yang negaranya telah lebih dulu mengakui Palestina, menyebut serangan Israel di Gaza sebagai “pengabaian total terhadap hukum dan aturan internasional.”
Situasi Israel juga semakin sulit setelah Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu terkait dugaan kejahatan perang.
Israel menolak yurisdiksi ICC dan menegaskan tidak melakukan genosida.
Baca Juga: Gaya Rambut Kekinian Favorit Gen Z, Bikin Penampilan Makin Stylish
Di sisi lain, Hamas menyatakan siap membebaskan sisa sandera, yang diperkirakan tinggal 20 orang dari total 48, dengan syarat Israel menghentikan perang dan menarik pasukannya dari Gaza.***(LL)
Artikel Terkait
Gaza Membara, Lebih dari 60 Warga Palestina Gugur Jelang Pengakuan Palestina oleh 10 Negara
Empat Negara Barat Akui Palestina, Israel Meradang
Pidato Panas Trump di PBB: Negara Kalian Menuju Neraka
PM Spanyol Pedro Sanchez Kirim Kapal Perang Kawal Armada Bantuan Gaza dari Ancaman Serangan Israel
Lawatan Kilat Presiden Prabowo di Kanada Hasilkan Kesepakatan Rp197 Triliun