Langkah itu dilakukan agar air bisa dialirkan ke lahan sekitar sebelum menghantam bendungan.
Jika bendungan runtuh, dua kota besar di sekitarnya terancam tenggelam.
Keputusan darurat tersebut berhasil menurunkan level air Sungai Chenab yang sebelumnya hampir mencapai 1 juta cusec (cubic feet per second), jauh di atas kapasitas normal 800 ribu cusec.
“Kami berhasil menghindari ancaman besar itu,” ujar juru bicara otoritas manajemen bencana Punjab.
Baca Juga: Judistira Hermawan Serukan Penambahan RTH 10 Persen Demi Jakarta Lebih Hijau dan Berkelanjutan
Dampak Korban dan Situasi Regional
Banjir kali ini menambah panjang daftar korban jiwa akibat musim hujan ekstrem di Asia Selatan.
Di Pakistan sendiri, lebih dari 819 orang telah meninggal sejak akhir Juni. Di Punjab, sedikitnya 12 orang dilaporkan tewas minggu ini saja.
Sementara di wilayah Kashmir India, banjir bandang akibat hujan deras telah merenggut sedikitnya 60 korban jiwa.
India mengklaim bahwa pelepasan air dari bendungan dilakukan sebagai langkah kemanusiaan untuk mengurangi risiko runtuhnya bendungan akibat kapasitas penuh.
Pemerintah India juga sempat mengirimkan tiga kali peringatan banjir kepada Pakistan.
Baca Juga: Gol Ajaib Szoboszlai Tumbangkan Arsenal, Liverpool Kokoh di Puncak Liga Inggris
Para ahli menilai bencana ini bukan sekadar akibat musim hujan tahunan, melainkan bagian dari pola cuaca ekstrem yang makin sering melanda.
Kepala Badan Manajemen Bencana Nasional Pakistan, Inam Haider Malik, menjelaskan bahwa untuk pertama kalinya, sistem cuaca dari timur, selatan, dan barat bertemu bersamaan di Pakistan. Hal itu memicu curah hujan yang luar biasa tinggi.
Menteri Perencanaan Ahsan Iqbal pun menyebut kondisi ini sebagai hal normal yang baru akibat perubahan iklim.
Artikel Terkait
Rumah Sakit Jadi Sasaran, Serangan Israel ke Gaza Tewaskan 20 Orang, Termasuk 5 Jurnalis Internasional
Pakistan Siaga Banjir Besar, India Lepas Air Bendungan di Sungai Ravi
Cegah Kecanduan Digital, Korea Selatan Terapkan Aturan Larangan Ponsel di Sekolah
Gempuran Israel ke Gaza Makin Beringas, 71 Warga Palestina Tewas dalam 24 Jam Terakhir
Perdana Menteri Houthi Yaman Tewas, Houthi Janji Serangan Balasan ke Israel