Senin, 22 Desember 2025

Tolak Mediasi Pihak Ketiga, Thailand Ingin Selesaikan Konflik dengan Kamboja Lewat Jalur Dua Arah

Photo Author
- Sabtu, 26 Juli 2025 | 08:00 WIB
Tentara Thailand berjaga di perbatasan saat konflik dengan Kamboja kembali memanas. (Foto: Instagram @fakta.indo)
Tentara Thailand berjaga di perbatasan saat konflik dengan Kamboja kembali memanas. (Foto: Instagram @fakta.indo)

Dalam pernyataan di media sosial, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet mengklaim bahwa kedua negara sebenarnya telah menyetujui tawaran gencatan senjata dari Malaysia sehari sebelumnya. 

Namun, menurutnya, Thailand kemudian membatalkan persetujuan tersebut secara sepihak.

Sejauh ini, belum ada tanggapan resmi dari Thailand terhadap klaim Hun Manet. 

Baca Juga: Forest Garden Batu Layang, Surga Glamping Asri di Kaki Gunung Gede Pangrango

Ketegangan semakin meningkat setelah Thailand menarik pulang duta besarnya dari Phnom Penh dan mengusir utusan diplomatik Kamboja. 

Tindakan tersebut dilakukan setelah sebuah ranjau darat meledak dan melukai prajurit Thailand. 

Bangkok menuduh bahwa ranjau tersebut baru saja dipasang, tuduhan yang dibantah keras oleh pihak Kamboja.

Konflik di sepanjang perbatasan ini telah berlangsung selama lebih dari satu abad, dengan status wilayah yang diperebutkan belum juga terselesaikan secara tuntas. 

Baca Juga: Baznas RI Buka Lowongan Protokoler untuk Lulusan S1, Simak Syarat Lengkapnya!

Kedua negara pun saling menyalahkan atas pecahnya konflik terbaru yang dimulai sejak Kamis (24/7) pagi. 

PM Hun Manet bahkan meminta Dewan Keamanan PBB untuk turun tangan, menyebut tindakan Thailand sebagai “agresi militer yang tidak beralasan dan telah direncanakan.”

Menanggapi eskalasi tersebut, Dewan Keamanan PBB dijadwalkan mengadakan pertemuan tertutup pada Jumat malam untuk membahas konflik yang membahayakan stabilitas kawasan itu.

Meskipun pertempuran masih berlangsung, Thailand menyatakan bahwa jalur diplomatik tetap terbuka. 

“Kami tetap pada posisi bahwa mekanisme bilateral adalah solusi terbaik. Ini adalah konfrontasi antara dua negara dan seharusnya bisa diselesaikan secara langsung,” kata Nikorndej. 

Ia juga menyerukan agar Kamboja menghentikan kekerasan lebih dulu sebagai langkah awal menuju deeskalasi.***(LL)

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: reuters.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X