Selain pemantauan seismik, data deformasi juga menjadi salah satu indikator yang diperhatikan oleh PVMBG.
Dari hasil pengukuran deformasi menggunakan alat pengukur jarak elektronik (EDM) pada periode yang sama, ditemukan adanya fluktuasi jarak miring dengan kecenderungan peningkatan di titik pengamatan LWT1, sementara di titik LWT2 jarak tetap stabil.
Baca Juga: Klarifikasi BPJPH: Sertifikasi Halal Hanya untuk Jasa Tertentu
Hadi Wijaya juga menjelaskan bahwa aliran lava baru yang terbentuk di bagian selatan dan tenggara gunung tidak menunjukkan perubahan signifikan.
Jarak aliran lava ke arah tenggara masih sekitar 1,8 kilometer, sementara ke arah selatan sekitar 600 meter.
Meskipun kondisi Gunung Ile Lewotolok dianggap cukup aman saat ini, PVMBG tetap mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar kaki gunung, khususnya di Desa Lamatokan dan Jontona, untuk tetap waspada terhadap kemungkinan guguran atau longsoran lava dari sisi timur puncak.
Baca Juga: Subsatgas Binmas Gelar Sosialisasi untuk Dukung Pilkada Serentak 2024 di NTT
Selain itu, warga Desa Jontona dan Todanara diminta untuk tidak memasuki atau melakukan aktivitas dalam radius sektoral sejauh 2,5 kilometer di selatan dan tenggara dari pusat erupsi guna menghindari risiko yang tidak diinginkan.
Dengan adanya pemantauan dan rekomendasi yang diberikan oleh pihak PVMBG, diharapkan masyarakat dapat terus waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang demi keselamatan bersama.
Meski aktivitas erupsi sudah tidak terlihat, potensi bahaya dari Gunung Ile Lewotolok masih ada dan tidak boleh dianggap remeh.***(LL)
Artikel Terkait
Bromo, Gunung Berapi Paling Aktif Penuh Pesona
Gunung Merapi: Kegagahan Gunung Berapi di Nusantara
Gunung Sundoro Pesona Gunung Berapi Eksotik di Jawa Tengah
Ini Tahapan Siaga Gunung Berapi
Penanganan Serius Mpox: DPR Desak Pemerintah Perketat Protokol Kesehatan