Senin, 22 Desember 2025

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Menurun, PVMBG Tetap Imbau Warga Waspada Terhadap Potensi Bahaya Lava

Photo Author
- Sabtu, 7 September 2024 | 11:00 WIB
PVMBG laporkan penurunan aktivitas Gunung Ile Lewotolok, namun warga diimbau tetap waspada terhadap potensi lava. (Dok. PVMBG)
PVMBG laporkan penurunan aktivitas Gunung Ile Lewotolok, namun warga diimbau tetap waspada terhadap potensi lava. (Dok. PVMBG)

ESENSI.TV, NTT - Aktivitas gunung berapi di Indonesia sering kali menjadi perhatian utama karena potensi bahayanya yang tinggi, terutama bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kaki gunung. 

Salah satu gunung berapi yang kini dipantau adalah Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Meski laporan terbaru menunjukkan penurunan aktivitas erupsi, potensi bahaya masih ada dan masyarakat diimbau untuk tetap waspada.

Baca Juga: Penanganan Serius Mpox: DPR Desak Pemerintah Perketat Protokol Kesehatan

Berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), aktivitas erupsi di puncak Gunung Ile Lewotolok sudah tidak lagi terlihat dalam periode pengamatan 16-31 Agustus 2024.

Meski begitu, PVMBG mencatat masih ada potensi lontaran lava pijar yang bisa menjangkau area sekitar 500 meter dari kawah gunung. 

Kepala PVMBG, Hadi Wijaya, menegaskan bahwa masyarakat di sekitar gunung harus tetap waspada karena meskipun erupsi tak lagi terlihat, potensi bahaya belum sepenuhnya hilang. 

Baca Juga: Nawacita Awards 2024 Siap Digelar dengan Penambahan Kategori Baru untuk Lembaga dan Korporasi

"Berdasarkan pengamatan, potensi lontaran lava pijar masih bisa menjangkau hingga 500 meter dari kawah," ujar Hadi, dikutip dari laman tribratanews.polri.go.id pada Sabtu, 7 September 2024.

PVMBG juga melaporkan bahwa berdasarkan hasil evaluasi pemantauan hingga kini, Gunung Ile Lewotolok masih berada pada status Level II (Waspada).

Jumlah gempa yang terjadi di kawasan gunung tersebut menunjukkan penurunan, dengan gempa hembusan yang masih mendominasi aktivitas seismik. 

Selama periode pemantauan dari 16 hingga 31 Agustus 2024, tercatat terjadi 274 kali gempa hembusan di sekitar puncak gunung. 

Baca Juga: Kapolri Sambut Paus Fransiskus, Harapkan Simbol Toleransi dan Persatuan Bangsa

Selain itu, terjadi juga dua kali gempa harmonik, 17 gempa vulkanik dalam, lima gempa tektonik lokal, serta 31 gempa tektonik jauh.

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: Tribratanews Polri

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X