Senin, 22 Desember 2025

BP Taskin Andalkan Data BPS sebagai Dasar Penajaman Program Pengentasan Kemiskinan

Photo Author
- Senin, 14 Juli 2025 | 10:00 WIB
Kepala BP Taskin Budiman Sudjatmiko, (Foto: Instagram @bp_taskin)
Kepala BP Taskin Budiman Sudjatmiko, (Foto: Instagram @bp_taskin)

ESENSI.TV, JAKARTA – Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) mengandalkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai satu-satunya acuan nasional untuk menjalankan strategi pengentasan kemiskinan nasional.

“Sinkronisasi data ini penting agar intervensi tidak salah sasaran. Kita tidak ingin bantuan malah jatuh ke mereka yang sebetulnya sudah cukup mapan,” kata Kepala BP Taskin Budiman Sudjatmiko, di Jakarta, Sabtu (12/07/2025).

Menurut dia, BPS bertugas melakukan pemetaan warga miskin secara presisi, terutama Desil 1 dan Desil 2 yang meliputi 20% penduduk termiskin.

Baca Juga: Rudal Israel Diklaim Salah Sasaran, Tewaskan Anak-Anak Gaza Saat Ambil Air

Pemahaman Desil 1 dan Desil 2

Sebagaimana diketahui, Desil 1 dan Desil 2 dalam data BPS merujuk pada kelompok masyarakat dengan tingkat kesejahteraan ekonomi terendah. 

Desil 1 mewakili 10% rumah tangga terbawah dengan tingkat kesejahteraan ekonomi terendah secara nasional. Mereka adalah kelompok yang paling rentan dan membutuhkan perhatian khusus terkait program-program sosial. 

Desil 2 mewakili 10% rumah tangga berikutnya setelah Desil 1. Kelompok ini juga termasuk dalam kelompok berpenghasilan rendah, meskipun mungkin sedikit lebih baik dibandingkan Desil 1. 

Baca Juga: Chelsea Juara Piala Dunia Antarklub Usai Permalukan PSG tanpa Balas

Ekosistem Inklusif

Ia menjelaskan, melalui konsep ekosistem semi-terbuka, pemerintah juga membangun kerja sama lintas sektor dan wilayah. BUMN, BUMD, koperasi desa, UMKM. Termasuk juga peran swasta nasional dilibatkan untuk membentuk Indonesia Incorporated sebagai sebuah sinergi kolektif dari pusat hingga ke desa.

BP Taskin juga mendorong pembentukan aglomerasi kabupaten-kabupaten sekitar yang bisa bekerja sama membangun kawasan industri rakyat berbasis sektor unggulan seperti pangan, energi hijau, pendidikan, dan Kesehatan, ungkapnya.

“Jika seluruh program ini dijalankan dengan konsistensi dan transparansi, harapan untuk melihat Indonesia bebas dari kemiskinan ekstrem di tahun 2025 bukanlah utopia, melainkan kenyataan yang sedang dibangun hari demi hari,” tutup Budiman Sudjatmiko. ***

Editor: Raja H. Napitupulu

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X