Selain BYD, produsen mobil listrik asal Vietnam, VinFast, juga dilaporkan mengalami gangguan serupa.
Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko, mengatakan bahwa pihak VinFast sempat menyampaikan adanya gangguan dari ormas selama proses pembangunan pabrik mereka di Subang.
Ia mengaku telah turun tangan dengan mengomunikasikan permasalahan tersebut kepada otoritas lokal.
VinFast saat ini tengah membangun fasilitas produksi kendaraan listrik senilai US$200 juta atau sekitar Rp3,2 triliun di lahan seluas 170 hektare.
Baca Juga: 7 Cara Membangun Personal Branding Online untuk Gen Z Sejak Usia Muda
Pabrik ini ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2025, dengan kapasitas produksi mencapai 50.000 unit per tahun untuk model-model seperti VF 3 hingga VF 7.
Moeldoko mengingatkan pentingnya menjaga stabilitas dan kenyamanan dunia usaha di tengah upaya Indonesia menarik lebih banyak investor asing.
Menurutnya, menciptakan peluang kerja dan pertumbuhan ekonomi tidak akan mungkin terjadi jika investasi terganggu oleh ulah segelintir pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Kita butuh lapangan pekerjaan, dan saat ada pihak luar yang ingin berinvestasi lalu malah diganggu, itu tidak bisa dibenarkan. Ini harus dihentikan,” tegas Moeldoko.***(LL)
Artikel Terkait
Dapat Izin Pertambangan dari Jokowi, Ormas Keagamaan Dikhawatirkan Hanya Jadi Makelar
Sedang Marak Kasus Ormas Minta THR, Wamenag Malah Beri Tanggapan Begini
Usai Beri Pernyataan Kontroversi soal Ormas Minta THR, Ternyata Begini Klarifikasi Wamenag
Malah Diintervensi! Aksi Bersih Sungai KiJaga Kali di Bekasi Dihadang Oknum Ormas
Penangkapan Ketua Ormas di Depok Ricuh, Tiga Mobil Polisi Dibakar Massa