Baca Juga: Haaland Menggila! Manchester City Kudeta Puncak Liga Inggris, Chelsea Bangkit dari Ketertinggalan
Kepercayaan bagi Gen Z tidak dibangun melalui simbol formal atau jargon birokrasi, melainkan lewat konsistensi tindakan.
Transparansi harus dibarengi dengan empati, dan klaim keberhasilan harus sejalan dengan realitas pelayanan.
Tantangan dan Peluang bagi Institusi Publik
Krisis kepercayaan ini sekaligus menjadi tantangan besar bagi institusi publik di Indonesia.
Namun di balik tantangan tersebut, terdapat peluang untuk membangun hubungan baru yang lebih sehat dengan generasi muda.
Dengan melibatkan Gen Z dalam dialog terbuka, memanfaatkan teknologi secara jujur, dan menjadikan kritik sebagai bahan evaluasi, institusi publik dapat memulihkan kepercayaan yang mulai retak.
Baca Juga: Awas! Perut Buncit Bisa Membahayakan Jantung, Ini Penjelasan Sederhananya
Gen Z bukan generasi yang mudah diyakinkan, tetapi ketika kepercayaan mereka terbangun, dukungan yang diberikan pun cenderung kuat dan konsisten.
Masa depan legitimasi institusi publik sangat bergantung pada kemampuan mereka beradaptasi dengan cara berpikir generasi ini.
Krisis kepercayaan Gen Z terhadap institusi publik bukanlah ancaman semata, melainkan sinyal penting akan perubahan zaman.
Di era keterbukaan informasi, kepercayaan tidak lagi bisa diminta, melainkan harus dibuktikan.
Dan bagi Gen Z, bukti terbaik selalu datang dari pengalaman nyata masyarakat.***(LL)