kecantikan-gaya-hidup

Generasi Paling Kritis, Mengurai Krisis Kepercayaan Gen Z terhadap Negara

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:30 WIB
Ilustrasi. Krisis kepercayaan Gen Z muncul akibat ketidaksesuaian kinerja institusi publik dan realitas pelayanan. (Foto: Freepik)

Bagi mereka, penghargaan, survei internal, atau predikat resmi tidak selalu mencerminkan kualitas pelayanan yang sesungguhnya. 

Cerita warga, keluhan yang berulang, dan pengalaman personal sering kali dianggap lebih jujur daripada angka statistik.

Inilah sebabnya mengapa banyak Gen Z mempertanyakan legitimasi berbagai penilaian institusional. 

Mereka tidak serta-merta menolak capaian lembaga negara, tetapi menuntut bukti konkret bahwa capaian tersebut benar-benar dirasakan publik luas, bukan hanya di atas kertas.

Media Sosial sebagai Ruang Kontrol Sosial

Media sosial berperan besar dalam membentuk sikap kritis Gen Z. Platform digital tidak hanya menjadi tempat hiburan, tetapi juga ruang kontrol sosial. 

Di sanalah keluhan disuarakan, kasus viral diangkat, dan institusi dituntut memberi klarifikasi secara cepat dan terbuka.

Baca Juga: Emosi Warga Meledak! Kantor Polsek Muara Batang Gadis Dibakar Usai Terduga Pengedar Narkoba Dilepas

Namun, media sosial juga menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, ia mendorong transparansi. 

Di sisi lain, ia mempercepat hilangnya kepercayaan ketika institusi lambat merespons atau terkesan defensif. 

Bagi Gen Z, diam atau jawaban normatif sering dianggap sebagai bentuk ketidakjujuran.

Bukan Anti-Institusi, Tapi Anti-Ketidakkonsistenan

Penting dicatat, krisis kepercayaan Gen Z bukan berarti mereka anti terhadap institusi publik. 

Justru sebaliknya, mereka menginginkan institusi yang lebih akuntabel, manusiawi, dan responsif. 

Gen Z cenderung menghargai lembaga yang mau mengakui kekurangan, terbuka terhadap kritik, dan menunjukkan perbaikan nyata.

Halaman:

Tags

Terkini