ESENSI.TV, GAYA HIDUP - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI), generasi muda yang dikenal sebagai Gen Z kini berada di garis depan perubahan dunia kerja.
Meski tumbuh di era digital dan sering disebut sebagai "generasi teknologi", kenyataannya mereka belum sepenuhnya siap memanfaatkan potensi AI secara maksimal.
Survei global terbaru yang dilakukan oleh EY dan TeachAI dengan dukungan Microsoft mengungkap fakta menarik tentang sejauh mana Gen Z memahami, menggunakan, dan mampu menilai AI secara kritis.
Hasilnya menunjukkan masih banyak celah dalam literasi AI yang perlu segera diatasi.
Baca Juga: Menikmati Pesona Pantai Pangandaran: Temukan Keajaiban Malam, Ombak, dan Kuliner Lezatnya
1. Literasi AI Gen Z Masih Rendah Meskipun Gen Z cukup akrab dengan teknologi, kemampuan mereka dalam memahami cara kerja AI dan mengevaluasi kelemahannya masih kurang.
Banyak dari mereka yang mengaku sangat tahu soal AI, namun saat diminta menulis perintah yang efektif atau mengenali kesalahan dalam sistem AI, hasilnya justru rendah.
Artinya, rasa percaya diri mereka tidak sejalan dengan kemampuan nyata.
2. Perbedaan Lingkungan Pendidikan dan Dunia Kerja Survei juga menunjukkan adanya perbedaan besar dalam ekspektasi penggunaan AI di lingkungan sekolah dan tempat kerja.
Hanya 7% responden mengira mereka tidak akan memakai AI saat bekerja, tetapi 21% merasa tidak akan menggunakannya di sekolah.
Ini menimbulkan pertanyaan apakah pendidikan saat ini sudah cukup efektif dalam mengenalkan pemanfaatan AI yang relevan untuk masa depan dunia kerja.
Baca Juga: Bank Muamalat Buka Lowongan Mulia Teller di Berbagai Kota, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!
3. Ketidaksesuaian Antara Pengetahuan yang Dianggap dan Kemampuan Sebenarnya Ketika ditanya seberapa paham mereka soal AI, banyak Gen Z merendahkan diri mereka sendiri.
Namun, tes pengetahuan menunjukkan bahwa sebagian dari mereka sebenarnya lebih tahu daripada yang mereka sadari.