internasional

Operasi Narkoba di Rio Berujung Maut, Jalanan Dipenuhi Ratusan Jenazah Warga dan Anggota Geng

Jumat, 31 Oktober 2025 | 10:00 WIB
Lebih dari seratus tewas dalam operasi polisi di Rio, tragedi terburuk dalam sejarah Brasil. (Foto: Instagram @globalsouthworld)

Kesaksian Warga dan Aksi Protes

Suasana duka menyelimuti Penha. Warga setempat menata puluhan jenazah di jalan raya, sebagian hanya ditutupi kain atau kantong plastik. 

“Saya hanya ingin membawa pulang anak saya dan menguburkannya,” ucap Taua Brito, seorang ibu yang kehilangan putranya dalam operasi tersebut, di tengah tangisan para pelayat.

Sore harinya, ratusan warga menggelar aksi protes di depan istana gubernur. Mereka menuntut keadilan dan mengecam kekerasan aparat. 

Baca Juga: Jelajahi 5 Desa Wisata di Jawa Tengah, Dari Alam Sejuk hingga Budaya yang Memikat

Massa datang dengan mengendarai motor, membawa bendera Brasil yang diwarnai noda merah, simbol darah yang tumpah dalam operasi itu.

Sebelumnya, rekor operasi paling mematikan di Rio tercatat pada tahun 2021, ketika 28 orang tewas dalam penggerebekan di kawasan Jacarezinho. 

Namun kali ini, jumlah korban meningkat hampir lima kali lipat, menjadikannya tragedi terbesar sepanjang sejarah kepolisian Brasil, bahkan melampaui peristiwa Carandiru 1992, ketika 111 narapidana tewas ditembak polisi di São Paulo.

Kecaman Dunia dan Tuduhan Eksekusi Ekstrajudisial

Kantor Hak Asasi Manusia PBB (UN Human Rights Office) mengecam keras tingginya angka korban dan mendesak pemerintah Brasil melakukan penyelidikan transparan.

“Kami mengingatkan otoritas tentang kewajiban mereka di bawah hukum internasional dan mendesak penyelidikan yang cepat serta efektif,” tulis pernyataan resmi PBB.

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Diketahui Gen Z agar Tetap Berada di Pertemanan yang Sehat

Beberapa pengacara dan aktivis HAM yang mendampingi keluarga korban mengungkap adanya tanda-tanda eksekusi di tempat. 

“Banyak jenazah menunjukkan luka tusuk, tembakan di wajah dan leher, bahkan tangan terikat,” kata Guilherme Pimentel, pengacara hak asasi manusia di Rio.

Namun, pihak kepolisian membantah tuduhan itu. Santos menegaskan tidak ada pelanggaran yang dilakukan aparat, meskipun ia membuka ruang untuk investigasi lebih lanjut.

Halaman:

Tags

Terkini