Untuk menemukan dan mengevakuasi jenazah-jenazah itu, Hamas memerlukan alat berat dan peralatan penggalian yang selama ini dilarang masuk ke wilayah Gaza oleh blokade Israel.
Kondisi di lapangan pun kian memanas. Seorang pejabat senior Hamas menuduh Israel telah melanggar gencatan senjata dengan menembak dan menewaskan sedikitnya 24 warga Palestina sejak Jumat lalu.
Daftar dugaan pelanggaran itu telah diserahkan kepada para mediator internasional.
“Negara penjajah berupaya siang dan malam untuk menggagalkan perjanjian melalui tindakan-tindakannya di lapangan,” ujar pejabat tersebut.
Militer Israel tidak segera menanggapi tudingan tersebut, tetapi sebelumnya mereka menyatakan klaim bahwa beberapa warga Palestina mendekati pos gencatan senjata meskipun sudah diperingatkan, sehingga tentara melakukan tembakan.
Sementara itu, laporan dari otoritas kesehatan di Gaza menyebutkan bahwa sedikitnya tujuh orang tewas akibat tembakan Israel pada Kamis (16/10) termasuk dua korban dalam serangan di Khan Younis, wilayah selatan Gaza.
Baca Juga: Hindari 5 Jenis Makanan Ini Jika Mengalami Gagal Ginjal, Bisa Perburuk Kondisi Tubuh
Warga setempat juga melaporkan keberadaan drone dan pesawat tempur yang terus melayang di langit Gaza disertai suara tembakan sporadis.
Dalam perkembangan lain, Israel menyebut bahwa tahap berikutnya dari rencana perdamaian 20 poin yang dirancang oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump mencakup pelucutan senjata Hamas serta penyerahan kekuasaan dari kelompok tersebut, syarat yang hingga kini ditolak keras oleh Hamas.
Sebaliknya, Hamas memperkuat posisinya dengan melakukan operasi keamanan di wilayah perkotaan yang telah ditinggalkan pasukan Israel, termasuk mengeksekusi sejumlah orang secara terbuka dan terlibat bentrokan dengan kelompok bersenjata lokal.
Presiden Trump, dalam pernyataannya di media sosial, memperingatkan bahwa Amerika Serikat akan bertindak jika Hamas melanjutkan kekerasan.
“Jika Hamas terus membunuh orang di Gaza, kami tidak akan punya pilihan selain turun tangan dan menumpas mereka,” tulisnya.
Ia menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak akan melibatkan pasukan AS secara langsung, tetapi akan dilakukan di bawah arahan Amerika Serikat.
Baca Juga: Kapan Waktu Ideal untuk Ganti Oli Motor? Ini Panduan Lengkapnya Agar Mesin Awet