ESENSI.TV, NEW YORK - Sidang Majelis Umum PBB di New York kembali memanas setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melontarkan kritik keras terhadap negara-negara Barat yang mendukung berdirinya negara Palestina.
Pidato yang disampaikannya bukan hanya memicu kontroversi, tetapi juga membuat puluhan delegasi memilih meninggalkan ruangan sebelum ia berbicara.
Dalam pidatonya pada Jumat (26/9), Netanyahu menuding langkah negara-negara seperti Prancis, Inggris, Australia, dan Kanada yang baru saja mengakui Palestina sebagai bentuk pesan keliru.
Menurutnya, pengakuan itu sama saja menunjukkan bahwa membunuh orang Yahudi mendatangkan keuntungan.
Baca Juga: Pulau Sombori, Permata Tersembunyi di Morowali yang Menyaingi Raja Ampat
Ia juga menyebut keputusan itu sebagai tanda aib bagi dunia internasional.
Netanyahu juga menyinggung tragedi 7 Oktober 2023, saat serangan Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel.
Ia mengklaim bahwa 90 persen rakyat Palestina mendukung aksi tersebut.
Karena itu, Netanyahu menegaskan pemerintahan Israel saat ini, yang dikenal sebagai paling sayap kanan dalam sejarah negeri itu, tidak akan pernah menerima terbentuknya negara Palestina.
Sementara itu, perang yang telah berlangsung hampir dua tahun di Gaza menimbulkan dampak besar.
Data dari otoritas kesehatan setempat menyebutkan, lebih dari 65.000 warga Palestina tewas akibat serangan balasan Israel, dan sebagian besar wilayah Gaza kini hancur.
Baca Juga: 15 Bahan Makanan Pokok yang Wajib Ada untuk Hidup Sehat Setiap Hari
Pidato Netanyahu juga diwarnai aksi protes. Sejumlah delegasi meninggalkan ruang sidang sebagai bentuk penolakan, meski sebagian hadirin tetap memberi tepuk tangan.
Di luar gedung, ribuan demonstran pro-Palestina memblokir jalan di sekitar Times Square.