Senin, 22 Desember 2025

Pemberontak Kuasai Bandara Goma, Krisis Kemanusiaan di Kongo Timur Memburuk

Photo Author
- Rabu, 29 Januari 2025 | 08:00 WIB
Orang-orang berdiri di luar kedutaan Rwanda, setelah gedung tersebut dijarah oleh pengunjuk rasa, di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo. (Foto: reuters.com)
Orang-orang berdiri di luar kedutaan Rwanda, setelah gedung tersebut dijarah oleh pengunjuk rasa, di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo. (Foto: reuters.com)

Namun, pemerintah Rwanda menyatakan pihaknya hanya bertindak untuk mempertahankan diri dari ancaman milisi Kongo.  

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menghubungi presiden Kongo dan Rwanda, mendesak perlindungan bagi warga sipil di tengah konflik yang terus memburuk. 

Goma, yang menjadi pusat bagi para pengungsi dan organisasi bantuan kemanusiaan, kini kehilangan akses vitalnya setelah bandara dikuasai pemberontak.  

Baca Juga: PT PELNI Buka Lowongan Pegawai Laut 2025, Ini Detailnya

Sementara itu, ribuan orang melarikan diri ke Rwanda membawa anak-anak dan barang-barang seadanya. 

Di dalam kota, sejumlah tentara Kongo dilaporkan menyerah, namun beberapa pasukan pemerintah dan milisi pro-pemerintah masih bertahan. 

Tembakan senjata ringan dan ledakan keras terdengar hingga Selasa pagi.  

Christoph Vogel, peneliti isu Kongo, menekankan pentingnya bandara Goma sebagai jalur utama distribusi logistik. 

"Bandara ini menjadi pusat pengiriman bantuan, logistik PBB, dan pasokan untuk tentara Kongo," katanya.  

Baca Juga: Mengenal AVOmeter, Alat Diagnostik Penting untuk Perawatan Kendaraan dan Elektronik

Krisis Kemanusiaan Memburuk 

Menurut laporan kantor kemanusiaan PBB, banyak korban jiwa ditemukan di jalan-jalan. 

Fasilitas kesehatan kewalahan menangani ratusan korban yang terluka akibat pertempuran sejak Minggu. 

Rumah sakit utama di Goma melaporkan telah merawat lebih dari 760 pasien, sementara korban jiwa sulit dihitung karena banyak yang meninggal di luar fasilitas kesehatan.  

Kepala Palang Merah Internasional di Kongo, Francois Moreillon, menyatakan kekhawatirannya atas laboratorium yang menyimpan kuman berbahaya, termasuk Ebola, yang terancam akibat konflik ini.  

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: reuters.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X