“Ini akan lebih sulit bagi orang-orang queer atau mereka dengan minat terbatas, karena media sosial adalah satu-satunya tempat mereka menemukan komunitas,” ujar Annie Wang, remaja 14 tahun.
Ia juga menilai beberapa anak menggunakan media sosial untuk mencari dukungan emosional.
“Larangan ini mungkin bagus untuk sebagian orang, tapi bisa memperburuk kondisi mental orang lain.”
Baca Juga: Mengeksplor Pantai Grajagan Banyuwangi, Alternatif Surf Spot Selain G Land yang Wajib Dikunjungi
Pemerintah Australia menyebut aturan ini akan terus berkembang seiring munculnya platform baru dan hasil evaluasi dampak sosialnya.
Dengan 86 persen anak usia 8–15 tahun yang sebelumnya aktif menggunakan media sosial, larangan ini menjadi salah satu perubahan terbesar dalam pola interaksi digital remaja modern.
Kini dunia menatap Australia sebagai laboratorium kebijakan baru, menguji sejauh mana sebuah negara dapat membatasi akses digital demi perlindungan anak tanpa mengorbankan ruang berekspresi dan inovasi teknologi.***(LL)
Artikel Terkait
Sekjen PBB Guterres: Ada yang Sangat Keliru dalam Cara Israel Melancarkan Perang di Gaza
China Kerahkan Lebih dari 100 Kapal Perang di Asia Timur, Manuver Terbesar dalam Beberapa Tahun Terakhir
Baru Sehari Setelah Kesepakatan Damai Difasilitasi AS, Pertempuran Kembali Meletus di Kongo
Benin Diguncang Upaya Kudeta Oleh Pasukan Militer, Presiden Talon Pastikan Pemerintah Tetap Berkuasa
Gencatan Senjata Runtuh, Pertempuran Thailand Kamboja Meledak Lagi di Sepanjang Perbatasan