Senin, 22 Desember 2025

Waww... Hiu Oranye Bermata Putih Pertama di Bumi Muncul di Laut Karibia

Photo Author
- Rabu, 27 Agustus 2025 | 09:22 WIB
Seekor hiu perawat berwarna oranye cerah dengan mata putih berhasil didokumentasikan di perairan Tortuguero, Kosta Rika. Fenomena pigmen langka ini menjadi catatan pertama di dunia untuk kelompok hiu.
Seekor hiu perawat berwarna oranye cerah dengan mata putih berhasil didokumentasikan di perairan Tortuguero, Kosta Rika. Fenomena pigmen langka ini menjadi catatan pertama di dunia untuk kelompok hiu.

ESENSI.TV, KARIBIA - Laut selalu punya cara untuk mengejutkan manusia. Kali ini, kejutan itu datang dari Tortuguero, Kosta Rika, ketika seorang nelayan rekreasi tanpa sengaja menemukan sosok yang tak biasa: seekor hiu perawat berwarna oranye terang dengan mata putih pucat menyerupai hantu. Penampakan aneh ini sontak menjadi sorotan global, karena belum pernah ada catatan ilmiah tentang hiu dengan tampilan seunik ini, dikutip dari Mongabay.

Biasanya, hiu perawat (Ginglymostoma cirratum) tampil dengan warna cokelat kusam agar bisa menyatu dengan dasar laut. Namun individu ini justru hadir dengan kontras mencolok. Panjangnya sekitar dua meter, sempat direkam di kedalaman 37 meter, lalu dilepas kembali ke laut. Meski hanya sebentar terlihat, keberadaannya langsung mencatat sejarah: fenomena pigmentasi langka pertama pada kelompok ikan bertulang rawan seperti hiu, pari, dan skate.

Misteri Pigmen: Albino-Xanthochromism

Penjelasan ilmiah datang dari jurnal Marine Biodiversity. Hiu ini ternyata mengidap kombinasi dua kondisi langka: xanthism—kelainan pigmen yang membuat tubuh tampak kuning-oranye akibat kekurangan pigmen merah—dan albinisme parsial, yang terlihat jelas dari matanya yang putih pucat tanpa iris. Para peneliti menyebut fenomena ini sebagai albino-xanthochromism, istilah baru yang bahkan belum pernah terdokumentasi di Karibia maupun Pasifik Kosta Rika.

Baca Juga: KKP Kuburkan Hiu Paus Seberat Satu Ton di Jembrana

Fenomena xanthism sendiri pernah ditemukan pada ikan hias seperti guppy dan cichlid, burung dengan bulu emas seperti kenari, hingga beberapa reptil berwarna kuning. Namun pada hiu, ini adalah kali pertama. Fakta ini membuka peluang penelitian baru soal genetika, evolusi warna, dan bagaimana satwa laut besar bisa mengalami variasi pigmen yang selama ini dianggap stabil.

Genetika, Lingkungan, dan Kejutan Alam

Meski xanthism biasanya terkait mutasi genetik, para ilmuwan menduga faktor lingkungan juga berperan. Perkawinan sedarah, stres akibat perubahan ekosistem, kenaikan suhu laut, hingga ketidakseimbangan hormon bisa memicu munculnya warna anomali ini. Artinya, laut masih menyimpan misteri tentang bagaimana gen dan lingkungan saling bekerja membentuk keragaman yang nyaris mustahil dibayangkan.

Bertahan Hidup Meski Rentan

Secara logika, warna oranye terang dan mata tanpa iris seharusnya membuat hiu ini lebih mudah terlihat—baik oleh predator yang lebih besar maupun mangsanya. Itu artinya peluang bertahan hidup seharusnya lebih kecil. Namun kenyataannya, hiu ini mampu tumbuh hingga ukuran dewasa, sekitar dua meter panjangnya.
Baca Juga: Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Surga Laut Papua yang Memikat Penyelam Dunia

Hiu perawat sendiri dikenal sebagai predator tingkat menengah yang memangsa ikan kecil, moluska, dan krustasea. Mereka punya keunikan berupa buccal pump, mekanisme bernapas yang membuat mereka bisa tetap diam di dasar laut tanpa harus berenang terus-menerus. Adaptasi inilah yang mungkin membantu hiu oranye bermata putih itu bertahan hidup meski tampilannya sangat mencolok.

Hiu perawat berwarna oranye cerah muncul ke permukaan setelah tertangkap sementara dalam perjalanan memancing di Tortuguero, Kosta Rika.

Pertanyaan Besar Bagi Sains

Temuan ini menimbulkan tanda tanya besar: apakah hiu oranye ini sekadar kasus tunggal, atau justru sinyal adanya variasi genetik baru dalam populasi hiu perawat Karibia? Jika sifat ini bisa diwariskan, mungkinkah akan muncul lebih banyak hiu serupa di masa depan? Ataukah ini merupakan reaksi alam terhadap perubahan iklim dan naiknya suhu laut?

Halaman:

Editor: Fransisca Veronica

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X