Senin, 22 Desember 2025

Distribusi Bantuan di Gaza Ricuh Menewaskan Dua Orang, PBB Tolak Skema Israel yang Dinilai Tak Netral

Photo Author
- Kamis, 29 Mei 2025 | 09:36 WIB
Warga Gaza menyerbu gudang bantuan PBB di tengah kelangkaan pangan yang makin parah. (Foto: tangkapan layar Instagram @eye.on.palestine)
Warga Gaza menyerbu gudang bantuan PBB di tengah kelangkaan pangan yang makin parah. (Foto: tangkapan layar Instagram @eye.on.palestine)

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa Israel kini mulai mengambil alih penuh distribusi bantuan makanan, menyusul klaim bahwa Hamas telah menyita sebagian bantuan untuk kepentingan mereka sendiri, tuduhan yang dibantah oleh pihak Hamas. 

Israel mendorong agar distribusi bantuan lebih banyak dikoordinasikan melalui GHF, yang menggunakan perusahaan logistik dan keamanan swasta dari AS. 

Namun, langkah ini ditolak oleh PBB dan sejumlah lembaga bantuan karena dinilai tidak netral dan melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan.

Jonathan Whittall, pejabat senior bantuan PBB, mengkritik keras rencana distribusi melalui GHF. 

Baca Juga: Lowongan Kerja PT PGN LNG Indonesia Terbaru untuk Fresh Graduate, Tersedia Banyak Posisi Bergengsi

Ia menilai skema ini cenderung mempolitisasi bantuan kemanusiaan dan berpotensi melegitimasi kebijakan yang justru memperburuk penderitaan warga Gaza. 

“Ini adalah sistem distribusi yang tidak dapat dijalankan secara logistik dan berlawanan dengan prinsip kemanusiaan karena menjadikan bantuan sebagai alat dalam strategi pengendalian populasi,” ujarnya.

Di Dewan Keamanan PBB, tekanan terhadap Israel dan seruan untuk meningkatkan akses bantuan semakin kuat. 

Lebih dari setengah anggota dewan mendesak tindakan nyata agar distribusi bantuan tidak lagi terhambat dan nyawa warga sipil dapat diselamatkan. 

Baca Juga: Atasi Krisis Sampah Jakarta, Judistira Hermawan Usul Penggunaan Incinerator

Beberapa negara bahkan sedang merancang resolusi baru agar PBB segera mengambil langkah konkret.

Dengan ribuan nyawa melayang dan lebih dari dua juta penduduk Gaza menghadapi ancaman kelaparan, krisis ini terus menuntut tanggapan yang cepat dan adil dari komunitas internasional. 

Diam bukan lagi pilihan, karena waktu terus berjalan dan penderitaan warga Gaza semakin mendalam.***(LL)

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: reuters.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X