Senin, 22 Desember 2025

Israel Cemas Ditinggal Trump, Netanyahu Pilih Diam di Tengah Perubahan Arah Politik AS

Photo Author
- Kamis, 15 Mei 2025 | 10:00 WIB
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Israel Benjamin Netanyahu (kanan).(Foto: Instagram @b.netanyahu)
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Israel Benjamin Netanyahu (kanan).(Foto: Instagram @b.netanyahu)

ESENSI.TV, YERUSSALEM - Dalam dinamika politik global yang terus berubah, hubungan antara Amerika Serikat dan Israel kini mulai menunjukkan ketegangan yang tak biasa. 

Selama ini, Israel dikenal sebagai sekutu utama AS di Timur Tengah. Namun, dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah keputusan Presiden Donald Trump justru memperlihatkan arah kebijakan yang tidak lagi berpusat pada kepentingan Israel. 

Hal ini menimbulkan kecemasan di kalangan pejabat Israel, meskipun mereka memilih untuk tetap diam di ruang publik.

Salah satu pemicu kekhawatiran terbesar adalah keputusan Trump untuk tidak memasukkan Israel dalam agenda kunjungannya ke Timur Tengah baru-baru ini. 

Baca Juga: Pentingnya Cek Kesehatan Rutin untuk Deteksi Dini Penyakit Meski Tubuh Terasa Sehat

Alih-alih menyambangi Netanyahu, fokus utama lawatan tersebut adalah negara-negara Teluk yang kaya minyak, seperti Qatar, yang oleh pejabat Israel kerap dituduh membantu kelompok Hamas. 

Keputusan ini semakin memperjelas bahwa pemerintahan Trump lebih mementingkan kepentingan dagang dan kerja sama ekonomi daripada isu-isu keamanan tradisional yang selama ini menjadi fondasi hubungan AS-Israel.

Selain itu, Israel juga dibuat tidak nyaman dengan langkah Trump yang mengurangi tekanan militer terhadap kelompok Houthi di Yaman dan terlibat langsung dalam negosiasi pembebasan sandera asal AS, Edan Alexander, dengan Hamas tanpa melibatkan Israel. 

Langkah tersebut menjadi simbol bahwa AS kini mulai mengambil jalur diplomasi sendiri tanpa banyak pertimbangan terhadap posisi Israel.

Baca Juga: Aksi Joget dan Sawer DJ Hebohkan Media Sosial, Anggota DPRD Lampung Utara : Itu Uang Pribadi, Bukan dari APBD

Trump bahkan mengumumkan pencabutan sanksi terhadap Suriah dan mendorong normalisasi hubungan dengan pemerintah baru di Damaskus, yang selama ini dianggap Israel sebagai ancaman besar. 

Saat Trump berbicara di Riyadh, sirene peringatan rudal justru berbunyi di berbagai kota besar Israel seperti Yerusalem dan Tel Aviv akibat serangan dari Yaman.

Meski Trump bersikeras bahwa semua langkah ini juga akan menguntungkan Israel dalam jangka panjang, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu hanya memberikan satu komentar singkat, yakni ucapan terima kasih atas pembebasan sandera Edan Alexander. Sisanya, ia memilih bungkam.

Analis politik menilai, kondisi ini mencerminkan perbedaan prioritas yang semakin nyata antara kedua negara. 

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: reuters.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X