ESENSI.TV, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkirakan, potensi ekonomi garam Indonesia dengan basis produksi 2020 mencapai angka fantastis hingga Rp4,14 triliun.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Budi Sulistyo, di Jakarta, Kamis (19/12/2024).
“Potensi ekonomi garam Indonesia sangat besar,” ujarnya.
Ia menuturkan, produksi garam 2020 sebanyak 1.150.000 ton garam krosok. Sementara potensi ekonomi garam krosok dengan harga asumsi Rp500.000/ton mencapai Rp575 miliar.
Baca Juga: KKP Optimis Izin BPOM untuk Susu Ikan Segera Terbit, Siap Dukung Program Gizi Nasional
Peningkatan Nilai Tambah
Menurut dia, apabila 50% garam krosok diolah menjadi garam konsumsi setara 575.000 ton, akan menghasilkan 460.000 ton.
“Sebab terjadi penyusutan 20%, untuk menghasilkan garam konsumsi beryodium. Potensi ekonomi garam konsumsi beryodium dengan harga asumsi Rp2.000/kg, menjadi Rp920 miliar,” terang dia.
Ia melanjutkan, dari 1 ton garam menghasilkan 2m3 bittern, maka produksi garam 2020 berpotensi sebanyak 2.300.000m3 bittern.
Baca Juga: Ini 4 Manfaat Rajin Berkumur Dengan Air Garam, Coba Aja!
“Apabila 10% produksi bittern dimanfaatkan sekitar 230.000m3 menghasilkan 20.700 ton padatan Mg(OH)2. Potensi ekonomi MgOH kemurnian 80% dengan harga asumsi Rp200.000/kg mencapai Rp4,14 triliun.
Potensi Mg
Budi menjelaskan, potensi Mg dapat digunakan sebagai antisida, bahan tahan api, zat additif dalam industri pulp and paper, dan bahan koagulan.
Baca Juga: Petani Garam Protes Harga Garam Anjlok