Bambang mencontohkan negara-negara seperti Korea Selatan, Tiongkok, dan Jepang yang berhasil meningkatkan daya saing industri manufaktur mereka dengan investasi besar pada pengembangan sumber daya manusia yang berkompeten.
“Kita harus belajar dari negara-negara ini. Keberhasilan mereka bukan hanya terletak pada teknologi canggih, tetapi juga pada SDM yang unggul. Indonesia harus membangun generasi pekerja yang terampil, inovatif, dan mampu menghasilkan produk bernilai tinggi agar dapat bersaing di kancah global,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa peningkatan sektor manufaktur tidak hanya akan membuka lebih banyak lapangan kerja, tetapi juga menciptakan kesempatan bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasok global. Dalam konteks menuju Indonesia Emas 2045, sektor manufaktur diproyeksikan mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Bambang mengingatkan bahwa untuk mencapainya, Indonesia harus mampu melakukan transformasi ekonomi yang mendasar, dengan fokus pada hilirisasi dan penguatan sektor manufaktur.
“Tantangan ke depan tidak mudah, namun dengan strategi yang tepat dan komitmen yang kuat dari semua pemangku kepentingan, saya yakin Indonesia dapat mencapai tujuannya,” tutup Bambang. ***
Artikel Terkait
PLN Diminta Segera Buat Roadmap Manufaktur
Ekspor Industri Manufaktur Menurun, Apa Faktornya?
Keren! Sektor Industri Manufaktur Catatkan Investasi Rp270,3 Triliun di Semester I-2023
Patut Diapresiasi! Industri Manufaktur Raup Investasi Rp270,3 Triliun
Ternyata Ini Pentingnya Tindak Tegas Terhadap Penyelewengan Hilirisasi Batubara
Kemenperin Fokus Kembangkan Hilirisasi Spirulina Mulai Superfood Hingga Supernature
Kalamo Pulau Pasaran Diresmikan Sebagai Sentra Hilirisasi Ikan Teri
Keren! ILMATE Unggulan Sektor Manufaktur Tumbuh 10,70 Persen
Indonesia Masih Kekurangan Operator Pirometalurgi untuk Hilirisasi Industri Nikel
Mantap! Lombok Jadi Center of Excellence Hilirisasi Kelapa