ESENSI.TV, NASIONAL - Di sela berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus, Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, melaksanakan pertemuan bilateral yang strategis dengan Hussein Al Sheikh, Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Pertemuan ini menjadi momen penting untuk memperkuat posisi diplomasi Indonesia dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, salah satu isu yang selalu menjadi fokus utama kebijakan luar negeri RI.
Dalam diskusi tersebut, Menlu Sugiono kembali menegaskan komitmen tegas Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Baca Juga: Prabowo Tegaskan Siap Pecat Pejabat yang Persulit Rakyat dalam Pelayanan Publik
Menurutnya, posisi Indonesia akan terus kokoh dalam memberikan dukungan kepada Palestina dalam menghadapi berbagai tantangan global.
“Saya akan memastikan bahwa isu Palestina tetap menjadi prioritas dalam diplomasi Indonesia. Kami tidak akan pernah berhenti mendukung rakyat Palestina dalam upaya mereka mencapai kemerdekaan penuh,” ujar Sugiono dengan penuh semangat.
Ia juga menambahkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menggarisbawahi komitmen tersebut saat dilantik sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2024.
Dalam kesempatan itu, Sugiono menyampaikan beberapa langkah konkret yang akan diambil Indonesia dalam mendukung Palestina.
Pertama, Indonesia akan terus memberikan dukungan politik yang solid untuk tercapainya perdamaian yang berkelanjutan di Palestina, termasuk mendesak diberlakukannya gencatan senjata permanen serta mendorong solusi dua negara.
Hal ini menjadi prioritas diplomatik Indonesia di berbagai forum internasional, termasuk di KTT BRICS Plus.
Kedua, Menlu Sugiono menegaskan kembali bahwa Indonesia akan melanjutkan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina, baik melalui jalur bilateral maupun melalui lembaga internasional seperti Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO).
Bantuan ini dinilai penting untuk membantu meringankan penderitaan rakyat Palestina yang selama ini hidup di bawah pendudukan.