ESENSI.TV, JAKARTA - Kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia pada Selasa, 3 September 2024, menjadi peristiwa penting yang memerlukan persiapan pengamanan yang sangat matang.
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) telah mengambil langkah-langkah strategis untuk memastikan kunjungan bersejarah ini berjalan lancar dan aman melalui Operasi Tribrata Jaya 2024.
Operasi ini difokuskan tidak hanya untuk mengamankan kedatangan Paus, tetapi juga untuk mengawal pelaksanaan International Sustainability Forum (ISF) 2024 yang berlangsung pada 2-7 September 2024 di Gelora Bung Karno (GBK).
Baca Juga: Indonesia Memperkuat Kerja Sama Pembangunan Global dengan Afrika
Sebagai bagian dari persiapan, Polri menggelar Tactical Floor Game (TFG) yang diadakan di Mapolda Metro Jaya pada Jumat, 30 Agustus 2024.
Kegiatan ini dipimpin oleh Komandan Korps Brimob (Dankor Brimob) Komjen Pol Imam Widodo, yang juga menjabat sebagai Kepala Operasi (Kaops) Tribrata Jaya 2024, didampingi oleh Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, yang berperan sebagai Wakil Kepala Operasi (Wakaops).
Dalam keterangan yang disampaikan oleh Kepala Biro Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi (PID) Divisi Humas Polri, Brigjen Tjahyono Saputro, dijelaskan bahwa pelaksanaan pengamanan ini melibatkan delapan satuan tugas (satgas) dengan total 4.730 personel dari berbagai fungsi kepolisian.
Menurut Brigjen Tjahyono, kegiatan TFG ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap personel memahami tugas dan cara bertindak yang tepat dalam menghadapi berbagai situasi yang mungkin terjadi selama kunjungan Paus Fransiskus dan pelaksanaan ISF.
"Dengan adanya TFG, kami memastikan bahwa setiap satgas sudah siap menjalankan perannya, termasuk bagaimana bertindak jika terjadi gangguan keamanan," ujar Brigjen Tjahyono.
Ia juga menambahkan bahwa Polri bekerja sama dengan Paspampres, TNI, BNPT, BSSN, dan BNPB dalam pelaksanaan Operasi Tribrata Jaya 2024.
Baca Juga: Bunga Zainal Tertipu Investasi Fiktif, Kerugian Capai Rp6,2 Miliar
Selain itu, Brigjen Tjahyono menekankan pentingnya simulasi skenario situasional seperti bencana alam dan potensi gangguan lainnya untuk mempersiapkan personel dalam menghadapi situasi yang tak terduga.
"Skenario-skenario ini dilatihkan agar semua personel siap menghadapi segala kemungkinan," jelasnya.