ESENSI.TV, NASIONAL - Belakangan ini, angka pengangguran di kalangan Generasi Z (Gen Z) di Indonesia semakin mencuat di media sosial dan berita.
Data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) per Februari 2024 menunjukkan bahwa ada 3,6 juta Gen Z berusia 15-24 tahun yang menganggur.
Dengan total pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 7,2 juta, Gen Z menyumbang sekitar 50,29 persen dari angka tersebut.
Baca Juga: Penghapusan Peran FKUB dalam Pendirian Rumah Ibadah oleh Kemenag Ditentang Wapres Ma'ruf Amin
Jika ditambahkan dengan mereka yang tergolong Not in Employment, Education, or Training (NEET), jumlah pengangguran melonjak menjadi 9,9 juta.
Fenomena ini memunculkan keprihatinan mendalam tentang tantangan yang dihadapi oleh generasi muda ini.
Charles Meikyansah, anggota Komisi IX DPR RI, menekankan perlunya perhatian khusus dari pemerintah untuk masalah ini.
Ia mengungkapkan bahwa isu pengangguran Gen Z memerlukan pembahasan yang lebih mendalam dan solutif.
Baca Juga: Polisi Selidiki Dugaan Penggelapan Rp6,9 Miliar, Tiko Aryawardhana Akan Diperiksa Ulang
"Polemik mengenai kesulitan Gen Z dalam mencari pekerjaan perlu dibahas secara komprehensif. Penting untuk memahami masalah yang mendasarinya dan mencari solusi yang efektif agar generasi muda ini bisa segera mendapatkan pekerjaan," ujar Charles, dikutip pada Sabtu, 10 Agustus 2024.
Charles menyoroti bahwa meskipun terdapat masalah terkait budaya kerja dan perilaku Gen Z yang dianggap bisa mempengaruhi sistem kerja perusahaan, hal ini seharusnya tidak membuat mereka terabaikan dalam persaingan dunia kerja.
Menurutnya, Gen Z memiliki potensi besar di industri kreatif yang sangat dibutuhkan di era digital saat ini.
"Gen Z harus diberdayakan dengan baik dan diberikan pendidikan non-formal tentang budaya kerja," tambahnya.