Senin, 22 Desember 2025

Di Sesi Ketiga KTT G20 Brasil, Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen pada Transisi Energi dan Pembangunan Berkelanjutan  

Photo Author
- Rabu, 20 November 2024 | 17:00 WIB
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menghadiri sesi ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Brasil pada Selasa, 19 November 2024. Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menghadiri sesi ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Brasil pada Selasa, 19 November 2024. Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev

ESENSI.TV, NASIONAL - Dalam sesi ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Brasil, Presiden RI Prabowo Subianto menyerukan pentingnya kolaborasi global untuk menghadapi tantangan perubahan iklim, kemiskinan, dan kelaparan. 

Sesi yang digelar pada Selasa, 19 November 2024, ini mengusung tema “Pembangunan Berkelanjutan dan Transisi Energi,” di mana Presiden Prabowo menekankan peran G20 sebagai motor utama untuk menghasilkan aksi nyata dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan mengakselerasi transisi menuju energi hijau.  

“Kemiskinan dan kelaparan masih menjadi tantangan besar yang sangat memengaruhi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Isu-isu ini juga berdampak pada kemampuan mereka untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan menjalankan transisi energi. G20 harus memberikan kontribusi konkret untuk membantu negara-negara ini mencapai SDGs,” tutur Presiden dalam pidatonya.  

Baca Juga: Kejagung Tegaskan Penetapan Tersangka TTL dalam Kasus Impor Gula Sesuai Prosedur  

Presiden Prabowo juga menyoroti dampak nyata perubahan iklim yang dirasakan langsung oleh Indonesia. 

Salah satu contohnya adalah kenaikan permukaan laut di pesisir utara Jawa, yang telah mengganggu ratusan ribu hektare lahan produktif. 

“Situasi ini tidak hanya mengancam ketahanan pangan, tetapi juga memperburuk kemiskinan dan kelaparan,” ungkapnya. 

Presiden menegaskan bahwa bagi Indonesia, mengambil tindakan besar untuk mengurangi dampak perubahan iklim adalah satu-satunya pilihan yang tersedia.  

 Baca Juga: Indonesia Siapkan Langkah Strategis untuk Bergabung dengan BRICS, Begini Tanggapan DPR 

Indonesia, lanjut Presiden, memiliki visi besar untuk mencapai emisi nol bersih (net zero emission) sebelum tahun 2050. 

Upaya yang dilakukan meliputi peningkatan penggunaan biodiesel, penggantian pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan energi terbarukan, dan memanfaatkan potensi besar energi panas bumi. 

“Kami merencanakan penghentian semua pembangkit listrik berbasis fosil dalam 15 tahun ke depan. Selain itu, lebih dari 75 gigawatt tenaga terbarukan akan dikembangkan selama periode ini,” jelasnya.  

Sebagai salah satu negara dengan hutan tropis terluas, Indonesia juga memegang peran penting dalam menjaga keseimbangan iklim global. 

Baca Juga: Wamendagri Sebut Aduan Pilkada 2024 Didominasi Pelanggaran Ketertiban, NTT Catat Laporan Tertinggi

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: setkab.go.id

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X