ESENSI.TV,JAKARTA – Para migran dan tunawisma diusir dari kota menjelang upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024. Sambil membawa ransel dan anak kecil, ratusan orang yang tidur di jalanan Paris menaiki bus dengan dikelilingi oleh polisi bersenjata pada hari Kamis, 25 Juli 2024.
Menuju Pinggiran Kota dengan Bus
Kelompok migran Afrika itu menuju pinggiran kota dengan bus yang dibayar oleh pemerintah Prancis dan menuju tempat tinggal sementara setidaknya hingga Olimpiade Paris berakhir. Sementara itu, beberapa orang yang tinggal di jalanan senang memiliki atap di atas kepala mereka untuk bermalam, hanya sedikit dari mereka yang tahu bagaimana jadinya setelah mata dunia beralih dari Paris.
Dilansir ESENSI.TV dari AP News pada 26 Juli 2024, pihak berwenang Prancis telah membersihkan tempat-tempat perkemahan migran dan tunawisma selama berbulan-bulan menjelang acara olahraga global besar-besaran tersebut, mengingat itu merupakan momen panting bagi presiden Emmanuel Macron di tengah kekacauan politik.
Kritik Warga Paris terhadap Olimpiade
Namun, Olimpiade juga menghadapi kritik karena warga Paris mengeluhkan beberapa hal, mulai dari biaya transportasi umum yang tinggi hingga pengeluaran pemerintah untuk membersihkan Sungai Seine agar bisa digunakan untuk berenang alih-alih berinvestasi dalam jaring pengaman sosial.
Pihak berwenang juga dikritik tajam karena mereka mengangkut para migran yang berkemah dari pusat kota tempat Olimpiade berlangsung ke pinggiran kota Paris atau daerah lainnya. “Mereka ingin membersihkan kota untuk Olimpiade, untuk para turis” kata Nathan Lequeux, seorang organisator kelompok aktivis Utopia 56.
“Karena perlakuan terhadap para migran menjadi semakin mengerikan dan keji, orang-orang diusir dari jalan ... Sejak olimpiade, agresivitas ini, kebijakan perburuan menjadi lebih nyata” sambungnya
Kelompok aktivis dan migran menyebut praktik tersebut telah lama digunakan di kota-kota lain tuan rumah Olimpiade lainnya seperti Rio de Janeiro pada tahun 2016 silam, sebagai bentuk “pembersihan sosial”.
Baca Juga: Jokowi Lepas Kontingen Indonesia Menuju Olimpiade Paris 2024
Respon Pemerintah Daerah
Tetapi, kepala staf pemerintah daerah lie-de-France yang mengelilingi Paris, dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan mengatakan jika pemerintah telah merelokasi migran dari kota itu selama bertahun –tahun.
“Kami akan mengurus mereka, kami tidak benar-benar memahami kritikan tersebut karena kami sangat bertekad untuk menyediakan tempat bagi orang-orang ini” kata Christophe Noel Du Payrat selaku kepala staf terkait. Dirinya berbicara saat puluhan polisi menangkap para migran, menghalangi mereka berjalan di jalan, dan memasang pita peringatan.
Ketika ditanya mengapa ada begitu banyak polisi bersenjata untuk kelompok yang sebagian besar terdiri dari keluarga, kepala staf pemerintah daerah tersebut mengatakan hal itu untuk menjaga perdamaian dan ketenangan.
Kemudian, bus-bus tersebut tiba pada hari Kamis setelah tiga hari protes oleh ratusan migran dan tunawisma lainnya yang tidur di depan kantor pemerintah setempat saat para atlet dan turs membanjiri Paris. Mereka mengecam pihak berwenang yang membubarkan perkemahan tunawisma dan menuntut akses yang lebih baik ke perumahan sementara. (SK)
Artikel Terkait
Film Terburuk Marvel? Kritik Penonton terhadap Madame Web
Perjalanan dan Tantangan hidup Kevin "xccurate" Susanto
Rising Star dari Indonesia, PRX f0rsakeN Pemain Valorant Kelas Dunia
2 Tahun Setelah Kematian Tawanan Perang Ukraina, Para Penyintas dan Analis PBB yang Bocor, Tunjukkan Rusia Biang Keladinya
Karyawan Lakukan Aksi Mogok Kerja di Hotel Bintang Lima Paris Tempat Komite Olimpiade Menginap, Tuntut Kenaikan Gaji?
Netanyahu Bertemu Biden dan Kamala Harris di Gedung Putih Pada Momen Krusial Bagi AS dan Israel, Begini Katanya