4. Mulai dengan Modal yang Ada
Tidak semua bisnis harus dimulai dengan modal besar, apalagi jika baru tahap uji coba.
Gen Z bisa memanfaatkan model bisnis seperti sistem pre-order, dropship, atau digital service agar tidak perlu stok barang.
Mulai dari skala kecil juga memberi ruang untuk belajar dari kesalahan tanpa risiko kerugian besar.
Misalnya, jika ingin jualan makanan, cukup mulai dengan pesanan terbatas untuk orang terdekat sebagai tahap awal.
Dengan begitu, modal yang terbatas tetap bisa diputar dan dikembangkan sedikit demi sedikit.
Baca Juga: Ironi! Gugat Ijazah Jokowi, Zaenal Mustofa Kini Jadi Tersangka Pemalsuan Data Akademiknya Sendiri
5. Bangun Komunitas dan Jaringan
Salah satu kekuatan terbesar Gen Z adalah kemampuan mereka membangun koneksi secara digital.
Bergabung dalam komunitas bisnis, baik lokal maupun online, bisa memberikan banyak insight dan dukungan.
Dari komunitas, sering muncul kolaborasi yang tidak hanya memperluas jaringan pelanggan tapi juga membuka peluang baru.
Selain itu, punya support system sesama pebisnis muda bisa meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri.
Komunitas juga bisa menjadi tempat belajar yang informal namun sangat bermanfaat untuk pengembangan usaha.
Baca Juga: Gaza Kembali Dihantam, Serangan Udara Israel Tewaskan 44 Orang, Termasuk di Kantor Polisi Jabalia
6. Belajar dari Media Digital
Artikel Terkait
Dunia Game Online di Tangan Gen Z: Lebih dari Sekadar Hiburan, Kini Jadi Gaya Hidup dan Karier
Tips Efektif Mengurangi Overthinking yang Sering Dialami Kalangan Gen Z
Cara Efektif Menghadapi Quarter Life Crisis yang Sering Dialami Gen Z Saat Memasuki Usia 20 Tahun
7 Cara Membangun Personal Branding Online untuk Gen Z Sejak Usia Muda
5 Tips Produktif Bagi Gen Z yang Sering Terdistraksi Gadget