ESENSI.TV, BEKASI - Fenomena premanisme di pasar-pasar tradisional kini kian meresahkan.
Di balik hiruk-pikuk aktivitas jual beli, tak sedikit pedagang kecil yang harus menghadapi tekanan dari kelompok-kelompok tak bertanggung jawab.
Mereka memanfaatkan keramaian pasar sebagai ladang pemerasan, memalak pedagang kecil dengan dalih keamanan atau 'uang jatah'.
Ironisnya, banyak pedagang yang memilih diam karena takut akan ancaman dan intimidasi.
Baca Juga: 7 Makanan yang Bisa Dikonsumsi Penderita Asam Lambung Tanpa Khawatir
Kondisi ini menjadi potret buram dari lemahnya perlindungan hukum terhadap masyarakat kecil, terutama para pedagang yang menggantungkan hidupnya dari hasil berjualan harian.
Kasus terbaru datang dari Pasar Baru, Kota Bekasi, yang menjadi sorotan usai seorang pedagang sayur menjadi korban aksi premanisme.
Kejadian tersebut terungkap setelah korban meluapkan keresahannya lewat pesan yang ditujukan kepada aparat penegak hukum.
Dalam pesannya, korban memohon agar ada tindakan tegas terhadap aksi premanisme yang kerap terjadi di area pasar yang terletak di samping Ramayana tersebut.
Baca Juga: 5 Cara Gen Z Memilih Pekerjaan yang Sesuai dengan Passion dan Tujuan Hidup
Korban mengaku kerap dipalak oleh dua orang pria yang meminta uang secara rutin dengan nominal antara Rp2.000 hingga Rp5.000.
Jika permintaan tersebut tidak dipenuhi, para pelaku langsung menunjukkan sikap kasar dan bahkan melarang pedagang untuk berjualan.
“Kalau tidak dikasih, mereka marah. Besoknya saya ditandai dan tidak bisa jualan lagi di sana,” ungkap korban dalam laporannya.
Aksi pemalakan ini akhirnya memuncak ketika para pelaku merusak dagangan milik korban.