3. Asupan kalori dan lemak berlebih
Seblak biasanya mengandung kerupuk, mie, sosis, bakso, serta topping olahan yang tinggi kalori dan lemak.
Jika dikonsumsi berlebihan, asupan kalori yang masuk tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh. Hal ini dapat meningkatkan risiko berat badan naik dan obesitas.
4. Kadar natrium yang tinggi
Bumbu seblak umumnya mengandung garam dan penyedap rasa dalam jumlah cukup tinggi. Konsumsi natrium berlebihan dapat memicu tekanan darah tinggi dan meningkatkan risiko gangguan jantung. Dampak ini sering tidak disadari karena rasa pedas menutupi asin dari makanan.
5. Kurangnya asupan gizi seimbang
Terlalu sering makan seblak bisa membuat tubuh kekurangan nutrisi penting seperti serat, vitamin, dan mineral. Seblak bukan makanan yang mengandung gizi seimbang jika dikonsumsi sebagai menu utama secara terus-menerus. Pola makan seperti ini dapat memengaruhi daya tahan tubuh dalam jangka panjang.
Baca Juga: Rekomendasi Jus Rendah Kalori Favorit Gen Z untuk Mengontrol Lapar
6. Risiko iritasi tenggorokan dan mulut
Rasa pedas ekstrem pada seblak juga bisa menyebabkan iritasi pada mulut dan tenggorokan. Gejala seperti panas, perih, atau suara serak bisa muncul setelah konsumsi berlebihan. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa mengganggu kenyamanan beraktivitas.
Seblak tetap bisa dinikmati sebagai makanan selingan, asalkan dikonsumsi dengan bijak dan tidak berlebihan.
Menjaga porsi serta menyeimbangkannya dengan makanan bergizi lain sangat penting untuk kesehatan tubuh. Dengan pola makan yang tepat, kenikmatan seblak tetap bisa dirasakan tanpa mengorbankan kesehatan.*** (LL)