Langkah tersebut dinilai sebagai ancaman langsung dan serius terhadap kedaulatan Thailand.
Di sisi lain, Kamboja mengklaim tidak melakukan serangan balasan meski pos-pos militernya diserang terus-menerus.
Bentrok pada Senin disebut sebagai yang paling intens sejak pertukaran roket dan tembakan artileri pada Juli lalu, yang kala itu menewaskan sedikitnya 48 orang dan membuat 300.000 warga melarikan diri dari daerah konflik.
Ratusan Ribu Warga Mengungsi
Situasi kemanusiaan kembali memburuk. Thailand mengevakuasi 438.000 warganya dari lima provinsi perbatasan, sementara Kamboja menyebut ratusan ribu penduduk telah dipindahkan ke lokasi aman.
Thailand melaporkan 18 tentaranya terluka, sedangkan Kamboja mencatat sembilan warga sipil mengalami cedera.
Akar Konflik Berusia Lebih dari Satu Abad
Perselisihan perbatasan Thailand–Kamboja bukan isu baru. Selama lebih dari satu abad, kedua negara memperdebatkan wilayah-wilayah yang belum memiliki garis batas final sepanjang perbatasan darat sejauh 817 kilometer.
Situs-situs bersejarah dan kompleks candi kuno kerap menjadi pemicu naiknya tensi nasionalis yang berujung pada baku tembak, termasuk bentrokan mematikan pada 2011.
Ketegangan kembali memuncak pada Mei lalu setelah seorang tentara Kamboja tewas dalam insiden kecil di perbatasan.
Peristiwa tersebut memicu penumpukan pasukan besar-besaran, merusak hubungan diplomatik, dan kini kembali bertransformasi menjadi baku tembak terbuka.***(LL)