ESENSI.TV, THAILAND - Ketegangan lama antara Thailand dan Kamboja kembali meledak menjadi bentrokan bersenjata yang menyebar cepat di sepanjang garis perbatasan yang belum tuntas dipetakan.
Hubungan kedua negara Asia Tenggara itu, yang selama bertahun-tahun berjalan di atas bara, kini kembali tersulut dan memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih besar.
Pemerintah Thailand pada Selasa (9/12) mengumumkan bahwa mereka tengah melakukan operasi militer untuk mengusir pasukan Kamboja yang disebut telah memasuki wilayah Thailand, tepatnya di provinsi pesisir Trat.
Angkatan Laut Thailand menyatakan telah mendeteksi keberadaan personel Kamboja dan melancarkan tindakan taktis untuk mendorong mereka kembali melintasi garis batas, meski tanpa memberikan rincian lanjutan.
Baca Juga: Dominasi Total! Manchester United Libas Wolves Tanpa Ampun di Kandang Sendiri
Sementara itu, Kamboja balik menuduh Thailand melakukan serangan terhadap wilayah sipil dengan dalih mempertahankan kedaulatan.
Perdana Menteri Hun Manet menegaskan bahwa Thailand tidak boleh menggunakan kekuatan militer untuk menyerang desa-desa warga sipil.
Korban Berjatuhan, Gencatan Senjata Runtuh
Rentetan tembakan terbaru ini meruntuhkan gencatan senjata rapuh yang dijembatani oleh Presiden AS Donald Trump pada Juli lalu, setelah lima hari pertempuran sengit yang menewaskan puluhan warga dan memaksa ratusan ribu orang mengungsi.
Kamboja melaporkan dua korban sipil pada bentrokan terbaru, sehingga total korban tewas di pihak mereka mencapai enam orang.
Thailand juga mengonfirmasi satu prajuritnya tewas. Selain itu, puluhan orang luka-luka dan gelombang evakuasi kembali berlangsung.
Baca Juga: Judistira Hermawan Dorong Reformasi Anggaran DKI Jakarta di Tengah Pemotongan DBH
Militer Kedua Negara Saling Tuduh
Angkatan Laut Thailand menuduh pasukan Kamboja terus memperkuat posisi mereka dengan menempatkan sniper, menambah senjata berat, serta menggali parit pertahanan.