Kedua kubu juga menyampaikan data korban yang berbeda, namun sama-sama menunjukkan bahwa warga sipilah yang paling menderita, dengan setidaknya belasan orang tewas dalam beberapa hari terakhir.
Warga Berbondong-bondong Mengungsi
Video yang beredar di media sosial menunjukkan keluarga-keluarga mengungsi berjalan kaki sambil membawa barang dan ternak mereka dari Luvungi, salah satu area yang terdampak.
Reuters belum dapat memverifikasi keaslian video tersebut, namun laporan para saksi dan jurnalis lokal menunjukkan situasi yang memburuk.
Baca Juga: Aktivitas Healing Murah Meriah Ala Gen Z untuk Melepas Penat Tanpa Menguras Kantong
Juru bicara M23 menggambarkan kondisi di lapangan sangat mengkhawatirkan, menyebut rumah-rumah hancur dan banyak anak menjadi korban.
Pasukan pemerintah, menurut mereka, menembakkan jet tempur, drone, dan artileri ke wilayah padat penduduk.
Militer Kongo membantah telah menyerang warga, tetapi mengakui bahwa pertempuran semakin meluas di beberapa titik strategis, termasuk di sekitar Kaziba dan Rurambo.
Para analis menilai diplomasi AS sempat menahan eskalasi konflik pada pertengahan tahun, namun tidak berhasil mengatasi persoalan yang lebih mendasar.
Baik Kongo maupun Rwanda disebut belum sepenuhnya memenuhi janji mereka dalam kesepakatan Juni lalu.
Seorang pejabat M23 mengatakan bahwa perang tetap berlanjut, tak peduli apa pun isi dokumen yang ditandatangani di Washington.
Baca Juga: 14 Kebiasaan Alami untuk Memperkuat Daya Ingat dan Menjaga Otak Tetap Tajam
Organisasi Internasional Peringatkan Situasi Memburuk
PBB melaporkan bahwa sejak awal Desember, serangan yang semakin intens telah menewaskan banyak warga sipil, menimbulkan luka-luka, dan memicu gelombang pengungsian baru.
Akses evakuasi terhambat oleh jalan yang diblokir dan pertempuran yang tak kunjung reda.