, para karyawan melakukan aksi mogok kerja di hotel bintang lima Paris tempat para anggota Komite Olimpiade Internasional menginap pada Kamis, 25 Juli 2024. Menurut serikat pekerja utama Prancis CGT, IOC membayar hotel tempat stafnya mogok di Hotel du Collectionneur seharga 22 juta euro untuk penggunaan eksklusif fasilitas tersebut.
“Tidak Ada Bulan Ke-13, Tidak Ada Olimpiade!”
Divisi CGT di Paris mengunggah sebuah video di medsos yang tampaknya berasal dari dalam hotel, dengan memperlihatkan sekitar selusin staf berbaris di koridor. Dilansir ESENSI.TV dari AP News, para karyawan membawa spanduk bertuliskan “Tidak ada bulan ke-13, tidak ada Olimpiade!”, “Hotel mewah, upah kemiskinan”, dan “Kembalikan tunjangan sosial kami”. Banyak perusahaan di Prancis membayar bonus kepada pekerja mereka pada bulan Desember yang dikenal sebagai “bulan ke-13”.
Tuntutan Kenaikan Gaji Setelah 7 Tahun
CGT mengatakan bahwa para karyawan menuntut kenaikan gaji, setelah tidak menerima kenaikan gaji selama 7 tahun. Mogok kerja ini terjadi setelah putaran kelima negosiasi gagal pada hari Rabu, 24 Juli 2024.
Baca Juga: Jokowi Lepas Kontingen Indonesia Menuju Olimpiade Paris 2024
“Negosiasi dengan serikat pekerja sedang berlangsung, tanpa memengaruhi operasional hotel kami” kata manajemen hotel terkait dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis. “Tim kami tetap dimobilisasi dan berkomitmen untuk memastikan bahwa layanan kami berjalan lancar” jelasnya.
Meskipun dividen lebih dari 9,5 juta euro telah diberikan kepada pemegang saham tahun ini, serikat pekerja mengatakan hotel tersebut tidak berupaya memperbaiki situasi keuangan stafnya.
Aksi Protes Menolak Ambil Bagian
Dalam aksi protes terpisah, sekitar 200 penampil berdiri di sepanjang Sungai Seine pada hari Senin dan menolak untuk ambil bagian dalam latihan upacara pembukaan yang digelar hari Jumat, 26 Juli 2024.
Baca Juga: Jersey Timnas Indonesia untuk Olimpiade Paris 2024 Didesain Oleh Anak Bangsa!
Mereka memprotes kondisi kerja dan ketidaksetaraan dalam perlakuan terhadap pekerja hiburan di Olimpiade Paris. Protes tersebut terjadi saat ketegangan meningkat menyusul pemilihan legislatif baru-baru ini, yang menempatkan Prancis di ambang kelumpuhan pemerintahan dan hal tersebut telah memicu seruan lebih lanjut untuk melakukan pemogokan.
Respon Sekretaris Jenderal CGT
Sekretaris jenderal CGT, bulan ini menyerukan demonstrasi besar-besaran dan kemungkinan pemogokan untuk menekan Presiden Emmanuel Macron agar menghormati hasil pemilu dan mengizinkan koalisi sayap kiri membentuk pemerintahan baru.
Dalam hal ini, sekretaris terkait tidak mengesampingkan kemungkinan pemogokan selama Olimpiade Paris. Ketika ditanya tentang pemogokan yang dapat mengganggu acara terbesar yang pernah diselenggarakan Prancis tersebut dirinya berkata,
Baca Juga: Sepakbola Indonesia Gagal Melenggang ke Olimpiade Paris 2024
“Pada tahap ini, kami tidak merencanakan pemogokan selama Olimpiade. Namun, jika Emmanuel Macron terus menyiram kaleng bensin ke api yang telah dinyalakannya..” jelas Sophie Binet selaku sekretaris jenderal CGT.
Di samping itu, CGT memiliki seruan terbuka untuk potensi pemogokan oleh pekerja layanan pubik mulai bulan Juli hingga September. (SK)
Artikel Terkait
Tingkatkan Siaran Lagu Kpop, Korea Utara Kembali Kirimkan Balon Sampah ke Kompleks Kepresidenan Korea Selatan
Inside Out 2 Sebagai Film yang Bertumbuh bersama Penonton, Begini Respon Penonton
Film Terburuk Marvel? Kritik Penonton terhadap Madame Web
Perjalanan dan Tantangan hidup Kevin "xccurate" Susanto
Rising Star dari Indonesia, PRX f0rsakeN Pemain Valorant Kelas Dunia
2 Tahun Setelah Kematian Tawanan Perang Ukraina, Para Penyintas dan Analis PBB yang Bocor, Tunjukkan Rusia Biang Keladinya